klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Siswa SMPN 2 Tanggulangin Tetap Belajar di Kelas yang Kebanjiran

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Siswa di SMPN 2 Tanggulangin belajar di ruang kelas yang tergenang air.
Siswa di SMPN 2 Tanggulangin belajar di ruang kelas yang tergenang air.

KLIKJATIM.Com I Sidoarjo—Hujan deras yang turun pada Rabu (8/12/2021) sore membuat tiga desa di Kecamatan Tanggulangin kembali tergenang. Tiga desa tersebut meliputi Desa Kedungbanteng, Banjarasri, dan  Banjarpanji.

[irp]

Salah satu yang terimbas banjir adalah kompleks SMPN 2 Tanggulangin. Beberapa ruang di SMPN di Desa Kedungbateng tersebut tergenang air setinggi kurang lebih 10 cm. Hal tersebut mengakibatkan para siswa harus belajar di ruang kelas sambil ‘nyeker’.

“Ya, kemarin sore hujan di sini memang sangat deras. Mulai malam tadi sedikitnya sepuluh ruang yang meliputi ruang kelas dan ruang guru terendam banjir,” ucapnya, Kamis (9/12/2021) siang. Namun kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat belajar para murid khususnya kelas IX, meskipun saat mengikuti proses belajar di dalam kelas.

Al Hadi menambahkan, sejatinya sepuluh ruang kelas yang terendam itu telah ditinggikan, namun kali ini masih terendam juga. “Setelah terendam banjir tahun lalu, sepuluh ruangan tersebut telah ditinggikan 50 sentimeter. Namun di penghujan kali ini tetap tidak nutut dan kemasukan air,” sambungnya.

Kondisi tersebut membuat Penilaian Akhir Semester (PAS) yang sejatinya digelar di sekolah dibatalkan. “Selama seminggu ke depan anak-anak mengikuti penilaian akhir semester dari rumah secara daring. Ya bagaimana lagi, kondisi sekolahan memang tidak memungkinkan,” imbuhnya.

Selain di SMPN 2 Tanggulangin, banjir juga menimpa rumah warga di RT 5 RW II, Desa Kedungbanteng. Di rumah Siami, semua sudut rumah terendam bajir setinggi kurang lebih 5 cm. “Rumah saya sudah empat kali saya tinggikan. Awalnya kami merasa lega. Eh sekarang lha kok masih kemasukan air. Mau ditingikan lagi sudah tidak mungkin dan harus membongkar rumah. Tapi kami tidak mempunyai uang,” tuturnya.

Ia menceritakan, sejak tiga tahun ini, desanya menjadi langganan bajir “Kalau sudah tergenang, butuh waktu lama untuk kering. Tahun lalu saja sekitar empat bulan kampung kami terbebas dari banjir. Meskipun musim kemarau telah tiba. Daerah sini seperti mangkok. Cekungan. Air susah pergi,” imbuhnya.(mkr)

Editor :