klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Penggunaan Teknologi Permudah Pengawasan K3

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Direktur SDM PT Pelindo Terminal Petikemas Edi Priyanto, Direktur SDM PT Pelindo Terminal Petikemas (Kanan) yang tampil sebagai salah satu narasumber
Direktur SDM PT Pelindo Terminal Petikemas Edi Priyanto, Direktur SDM PT Pelindo Terminal Petikemas (Kanan) yang tampil sebagai salah satu narasumber

KLIKJATIM.Com | Surabaya - Penggunaan teknologi dalam implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) menjadi salah satu pembahasan dalam Seminar K3 yang diselenggarakan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).

[irp]

Kegiatan yang menghadirkan sejumlah pakar K3 tersebut membahas mengenai penggunaan teknologi sebagai bagian dari upaya pencegahan maupun monitoring K3 di lingkungan kerja.

Direktur 3 PPNS Arie Indartono menyebut kegiatan seminar diadakan untuk meningkatkan wawasan mahasiswa PPNS agar lebih mengenal dunia kerja. Selain itu, dengan hadirnya sejumlah pakar sebagai pembicara, para mahasiwa diharapkan dapat memperoleh informasi implementasi K3 langsung dari para pakar dan praktisi di lapangan.

“Mahasiswa jadi bisa lebih siap untuk terjun di dunia kerja, tidak hanya terbatas pada teori tapi juga gambaran implementasi K3,” katanya, Jumat (29/10).

Direktur SDM PT Pelindo Terminal Petikemas Edi Priyanto yang tampil sebagai salah satu narasumber mengatakan transformasi teknologi digital telah membantu perusahaan dalam implementasi SMK3. Dia menekankan penggunaan teknologi sebagai sarana bantu dalam implementasi SMK3 juga harus diimbagi oleh budaya perusahaan. Menurutnya, budaya perusahaan mengambil peranan penting dalam implementasi SMK3 di dunia industri.

“Teknologi adalah alat bantu atau alat pendukung, akan bermanfaat jika organisasi tersebut sudah menerapkan SMK3 dengan baik, dengan penuh kesadaran, budaya sudah terbentuk untuk selalu berperilaku aman dalam segala aspek pekerjaan,” kata Edi.

Dengan kehadiran teknologi, lanjutnya, pengawasan dan pelaksanaan K3 menjadi lebih mudah dan cepat. Pelaksanaan sosialisasi misalnya, dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang dimiliki oleh perusahaan untuk menyebarluaskan inmformasi. Demikian halnya dengan pelaksanaan pelaporan patroli dan lainnya juga dapat memanfaatkan aplikasi berbasis telepon genggam.

“Pengumpulan data, pelaporan dini, pelaksanaan briefing, pemeriksaan kesehatan, dan hal-hal lainnya dapat diintegrasikan dalam sebuah sistem berbasis teknologi informasi, jadi akan memudahkan organisasi dalam menyampaikan bukti-bukti saat audit SMK3,” lanjutnya.

Pembicara lainnya Alvin Alfiansyah menyampaikan beberapa aplikasi teknologi dalam industri untuk mendukung implementasi SMK3 khususnya di industri dengan tingkat risiko tinggi. Beberapa diantaranya adalah visual inspection, artificial intelligence, augmented reality dan digital twin.

Penggunaan visual inspection misalnya, pekerja menggunakan kacamata yang dilengkapi dengan kamera yang langsung terhubung ke jaringan kantor. Sehingga, pihak yang bertanggung jawab dapat memonitor langsung situasi di lapangan dan menilai risiko yang ada.

“Di industri migas pada saat melakukan inspeksi membuang sisa gas (flare), mereka akan menggunakan drone untuk pengawasan,” katanya.

Hal lain adalah pengguaan teknologi artificial intelligence, digunakan untuk mendeteksi jarak pekerja dengan alat yang dioperasikan. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi pengguaan alat pelindung diri yang digunakan oleh para pekerja.

“Alat dengan teknologi tersebut akan merekam mereka yang dikenali tidak menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan ketentuan, lalu dengan otomatis melaporkan kepada pengawas, ini tentu memudahkan dalam pengawasan,” tutupnya. (ris)

Editor :