KLIKJATIM.Com | Surabaya - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengklarifikasi terkait kabar kasus Covid-19 klaster pembelajaran tatap muka (PTM) terbanyak adalah Jawa Timur (Jatim). Dia pun menyebut data tersebut ada miskonsepsi.
[irp]
Bahkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) juga mengakuinya, yaitu ada miskonsepsi.
"Data yang dikeluarkan Kemendikbud Ristek adalah data akumulasi selama 14 bulan terakhir, sejak tahun 2020 lalu. Insya Allah, PTM di Jawa Timur dikawal cukup ketat," ungkap Khofifah, Sabtu (25/9/2021).
Dia menambahkan, Pemprov Jatim secara berkala juga melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PTM jenjang SMA/SMK, atau SLB yang sudah berlangsung selama lebih dari dua pekan ini.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga menegaskan bahwa PTM di Jatim dilaksanakan secara hybrid. Yaitu dengan menggabungkan konsep tatap muka dan daring.
"Alhamdulillah, Jawa Timur saat ini level 1 dengan 25 daerah level 1. Sisanya 13 daerah level 2 dan semua daerah risiko rendah atau zona kuning, sehingga sekolah bisa melaksanakan PTM terbatas bertahap," tegasnya.
Kendati demikian, namun dia terus mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes).
Hal ini sangat penting. Sebab kedisiplinan menjalankan prokes bisa menjadi salah satu kunci melindungi diri dan orang di sekeliling dari penularan Covid-19.
"Terima kasih atas semua kerja keras, kekompakan dan doa terbaik untuk kita semua. Mari kuatkan disiplin prokes dan percepat vaksinasi. Jangan lengah, jangan kendor," pungkas Gubernur Perempuan ini. (nul)
Editor : Redaksi