KLIKJATIM.Com | Gresik - Kasus kematian bayi yang masih di dalam kandungan asal Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik menjadi perhatian serius kalangan dewan. Pasalnya diduga terjadi kelalaian dari pemerintah daerah (Pemda) setempat, yang tidak segera mencarikan dokter spesialis kandungan dan anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umar Mas'ud Bawean.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Gresik, Mega Bagus Sahputro mengatakan, Pemda melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) harusnya bisa mengambil langkah cepat, ketika terjadi kasus emergency yang menyangkut nyawa seseorang. Sehingga diharapkan kasus kematian bayi dalam kandungan seperti di Pulau Bawean tidak sampai berakhir fatal.
"Harusnya Dinas Kesehatan bisa mengirimkan dokter spesialis yang diperlukan lewat jalur udara (penerbangan) ke Pulau Bawean," ujar Bagus, Selasa (7/1/2020).
[irp]
Dengan kesiapsiagaan penanganan medis, harapannya nyawa si bayi dapat tertolong. Karena bisa segera dilakukan tindakan operasi.
"Jadi bukan malah terkesan membiarkan pasien menunggu jadwal kapal ke Pulau Jawa," imbuh politisi PDI-P tersebut.
Bagus mengaku, sangat menyesalkan terjadinya kasus yang menimpa keluarga pasangan suami istri (Pasutri) Ernawati dan Hamdani. "Dengan diterimanya penghargaan kesehatan Swasti Saba Wistara dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2019, seharusnya kejadian seperti ini tidak boleh terjadi di Kabupaten Gresik," tandas Anggota Dewan dua periode itu.
[irp]
Seperti diberitakan sebelumnya, Ernawati (24), warga Lebak, Kecamatan Sangkapura, Gresik sudah terbaring lemas sejak tanggal 1 Januari 2020. Kondisi pasien yang sedang hamil tua disebutkan seharusnya melahirkan pada tanggal 2 Januari 2020.
Karena posisi bayi tidak normal sehingga dirujuk ke RSUD Umar Mas'ud agar dilakukan tindakan operasi. Namun terkendala tidak adanya dokter spesialis yang menangani, maka perlu dirujuk ke Pulau Jawa.
Mirisnya, hal tersebut terkendala transportasi jalur laut dan terpaksa menunggu jadwal kapal. Pada Minggu (5/1/2020) kemarin, kondisi bayi yang masih di dalam kandungan dikabarkan meninggal dan proses mengeluarkan bayinya tetap direncanakan di Jawa.
"Masalah ini akan kami tindaklanjuti di komisi," tambah Anggota Dewan yang membidangi urusan kesehatan. (iz/nul)
Editor : Redaksi