KLIKJATIM.com | Tulungagung - Pemerintah desa Wajaklor kecamatan Boyolangu Tulungagung berecana mengalih fungsikan lahan milik desa menjadi lapangan sepak bola dan voli.Namun mereka terkejut setelah Kamis (27/05) kemarin warga yang membersihkan lahan tersebut menemukan sumur tua di lokasi tersebut.
[irp]
Sumur dengan diameter 60 centimeter, sedalam 180 centimeter dan dengan ketebalan jobong 1 centimeter tersebut masih mampu menampung air dalam jumlah yang cukup banyak. Jarak ketinggian air dengan level tanah ada di kisaran 30 centimeter.
Dengan temuan ini Pemdes Wajaklor langsung menghentikan proses pembuatan lapangan dan bakal menggantinya dengan pembangunan tempat ibadah.
Hal ini disampaikan oleh Kades Wajaklor, Aris Febrianto yang dikonfirmasi pada Jumat (28/05/2021) siang tadi. "Orang tua jaman dulu memang sudah bercerita kalau disana ada sumur tapi cuman sumur gitu aja, dari mana asalnya juga ndak tau," jelasnya.
Aris mengatakan, pembangunan tempat ibadah seperti musholla diperlukan untuk memastikan sumur tua yang ada di lokasi tersebut tetap lestari dan air yang ada di dalamnya bisa digunakan dengan maksimal.
"Akan kita lestarikan, akan kita bangun musholla tempat ibadah, pokoknya air di lokasi tersebut agar berguna dan bermanfaat," Jelasnya.
Aris mengakui, dengan adanya temuan ini maka proses pembangunan lapangan ditangguhkan terlebih dahulu. Sementara itu Kasi Pelestarian Cagar Budaya Museum dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tulungagung, Winarto mengatakan, dugaan sementara, sumur tersebut merupakan peninggalan jaman Majapahit.
Hal ini diperkuat dengan model sumur jobong yang banyak ditemukan pada zaman Majapahit, dan belum ditemukan di zaman kerajaan lain.
"Dugaan sementara,ini sumur jaman Majapahit,karena bentuk dan model jobongnya yang banyak ditemukan di zaman itu,"jelasnya.
Selanjutnya,pihaknya bersama dengan BPCB Trowulan bakal menggelar kajian bersama untuk mendalami temuan tersebut.
Kini status sumur tua tersebut masih Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB). "Kita akan bersama dengan BPCB Trowulan melakukan pendalaman dan pengkajian, kalau predisksi awal memang dari zaman majapahit karena bentuknya yang terbuat dari jobong seperti ini banyak ditemukan dan dibuat di jaman majapahit," ungkapnya. (rtn)
Editor : Iman