KLIKJATIM.Com | Malang - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sejak Januari hingga Mei 2021, Jawa Timur mengalami 339 kali gempa bumi. Dari jumlah itu, ada 11 kali gempa yang kekuatannya dirasakan oleh masyarakat, termasuk gempa Malang dan Blitar.
[irp]
Kepala Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri menjelaskan, guncangan gempa bumi di Jatim tercatat kali selama tahun 2021. Sampai bulan Mei ini, jumlah tersebut sudah mencapai separuh dari total gempa yang terjadi tahun sebelumnya di Jatim.
“2021 sampai dengan Mei 2021 ada 339 gempa bumi guncang Jatim dan sekitarnya. Dari 339, yang terasa oleh masyarakat 11 kali, magnitudo di atas 5 SR ada sebanyak 5 kali,” ujar Ma’muri, Selasa (25/5/2021).
Disebutkan, pada 2020, selama 1 tahun total ada 572 gempa bumi. Dari situ, hanya ada 36 gempa terasa masyarakat. Serta, gempa di atas 5 SR ada 12 kali. “Kalau membandingkan data 2021 dengan 2020, maka data tahun 2021 jumlahnya sudah setengah lebih dari jumlah data 2020,” tambahnya.
Dengan kata lain, baru 5 bulan datanya sudah setengah dari data tahun sebelumnya. Sehingga, potensi gempa tahun 2021 lebih banyak dari tahun 2020. Selain itu, dari frekuensi gempa bumi di wilayah Jatim, ada sedikit peningkatan kejadian dengan perbandingan tahun 2020.
Menurut Ma’muri, penyebab terjadinya peningkatan aktivitas karena dominasi aktifitas subduksi. Yaitu penyusutan lempeng indo australia dengan lempeng Euro Asia. “Dari situ terjadi penyusutan lempeng subduksi yang menyebabkan terjadinya gempa gempa di wilayah laut selatan Jatim,” lanjutnya.
Selain itu, pihaknya menyebut ada sesar-sesar aktif di daratan Jatim yang menyebabkan gempa-gempa darat yang relatif kecil dan tidak terasa masyarakat.
“Kalau dari potensinya kejadian gempa bumi di wilayah Jatim, memang masih ada. Karena kita tahu Jatim merupakan daerah yang terlewati sesar-sesar lokal di daratan. Sementara, perairannya di selatan, ada aktifitas subduksi,” pungkasnya. (ris)
Editor : Redaksi