KLIKJATIM.Com | Bojonegoro--Setiap 28 Oktober selalu diperingati sebagai sumpah pemuda. Pemuda dianggap sebagai pemersatu bangsa yang puncaknya disumpahkan pada tahun 1928.
Lalu bagaimana persatuan antar pemuda di Kabupaten Bojonegoro? Dan bagaimana harapan pemuda untuk pembangunan Bojonegoro ke depan?
Klikjatim.com mewawancarai perwakilan elemen pemuda di Kabupaten Bojonegoro. Mereka perwakilan pemuda yang kini masih berstatus mahasiswa. Para pemuda ini biasa disebut aktifis dan menjadi pimpinan di masing-masing organisasinya. Mereka ada yang mengenyam di Kabupaten Bojonegoro, ada juga yang merantau ke luar Bojonegoro.
[irp]
Nur Khayan adalah salahsatunya. Kini dia menjabat sebagai Ketua Umum PC PMII Bojonegoro. Dia menilai pemerintah daerah belum mampu merangkul pemuda di Bojonegoro.
"Sampai saat ini belum ada pelibatan pemuda dalam pembangunan Bojonegoro," katanya, di Bojonegoro, Senin (28/10/2019).
Menurut Khayan, jika pemuda dilibatkan, secara tidak langsung pemerintah akan dimudahkan merealisasikan programnya. Khususnya program yang langsung bersentuhan dengan pemuda desa.
"Kami sering memberikan pendampingan kepada temen-temen pemuda di pedesaan," ujarnya.
Ada juga komunitas pemuda Bojonegoro di luar daerah. Misalnya Forum Komunikasi Mahasiswa Bojonegoro (FKMB) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Organisasi ini sejak tahun 2000 telah aktif dalam pemberdayaan daerah. Sayangnya, keberadaan mereka belum sampai berlanjut kerjasama dengan pemerintah daerah.
"Kalau kami ke depan tetap fokus mengkader para mahasiswa asal Bojonegoro untuk lebih peduli dan cinta daerah. Itu yang paling penting," kata Ahmad Rojib, selaku Ketua Umum FKMB UIN Sunan Ampel Surabaya.
[irp]
Rojib menekankan, selain memperkuat urusan internal, bagi dia menjalin silaturrahmi dengan mahasiswa yang ada di daerah sangat diperlukan. Hingga saat ini belum bisa terlaksana. Padahal, lanjut Rojib, dengan duduk bersama sesama mahasiswa akan menambah wawasan, khususnya terkait perkembangan daerah.
"Mungkin yang lebih intens dan lebih mengetahui temen-temen mahasiswa di daerah. Kami ingin duduk bareng membicarakan perkembangan daerah. Mudah-mudahan tahun depan bisa terwujud," harap Rojib yang tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Surabaya.
Perwakilan DPC GMNI Bojonegoro juga memiliki pandangan yang sama. Mereka juga pemerintah dilibatkan dalam pembangunan. Di Bojonegoro, khususnya di wilayah selatan masih terjadi kesenjagan sosial dibanding di wilayah barant atau timur Bojonegoro.
"Penting dilibatkan bagi pemuda. Terutama terkait ide dan saran dalam pembangunan. Pemuda mampu. Karena pemuda tidak memiliki alat produksi lain selain ide kreatif," kata Ketua Umum Komisariat GMNI Universitas Bojonegoro (Unigoro) Angga Nur Cahyo Putra.
[irp]
Sementara itu, Ketua Umum HMI Cabang Bojonegoro, Rudi Hartono, memilih fokus memberikan pengawasan jalannya pemerintah yang dipimpin Bupati Anna Muawanah. Menurut dia, ABPD Bojonegoro yang nilainya mencapai Rp 7 triliun lebih perlu mendapatkan pengawalan.
"Kami memilih sebagai control pemerintah. Pembangunan di berbagai sektor sekarang sedang digenjot. Itu yang perlu diawasi," kata Rudi.
Terkait pelibatan kaum muda, menurut Rudi sudah keharusan pemerintah. Mengingat tahun 2030 Bojonegoro turur menikmati bonus demografi yang pastinya akan melibatkan banyak pemuda saat ini.
"Yang lebih penting lagi pemuda haru mampu jadi pioner dan pelopor kesadaran berbangsa dan bernegara," tuturnya. (af/mkr)
Editor : Redaksi