klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Tempat Pembekuan Ikan Senilai 16,5 Miliar Tidak Berguna Bagi Nelayan Sumenep

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Anggota Komisi II DPRD Sumenep Holik.
Anggota Komisi II DPRD Sumenep Holik.

KLIKJATIM.com | Sumenep—Gedung Integrated Cold Storage (ICS) atau Gudang Beku Terintegritas (GBT) di Desa Longos, Kacamatan Gapura, Kabupaten Sumenep dinilai belum memilik manfaat untuk nelayan. Sebab, selam ini tidak tangkapan ikan nelayan tidak ada yang dibekukan di tempat pendinginan tersebut.

[irp]

Nelayan sekitar pun mulai geram dengan keberadaan gedung yang dibangun dengan uang negara belasan miliar. DPRD Sumenep pun juga mulai ancang-ancang memperjelas gedung yang kini dikelola perusahaan negera.

Anggota Komisi II DPRD Sumenep, Holik mengatakan, memang selama ini azas kemanfaatan ICS untuk nelayan sekitar sangatlah minim. Padahal, ICS dibangun untuk melayani kepentingan nelayan. Khususnya untuk pembekuan ikan hasil tangkapan para nelayan.

"Proyek ICS  telah menguras APBN sebesar 16,5 miliar. Namun asas manfaatnya belum ada sama sekali," ucapanya. Senin (23/11/20).

Menurut dia, perlu ada kajian dan pendalaman terkait pemanfaatan ICS. Terlebih lagi ada banyak pihak terkait yang ikut terlibat dalam pembuatan proyek ICS tersebut.

"Tentunya usai dikaji akan ketemu jalan keluarnya dan bisa bermanfaat kepada para nelayan maupun pengusaha ikan di sana,” paparnya.

Politisi Partai Gerindra itu menambahkan, selain mempelajari persoalan minimnya asas manfaat dari pembangunan ICS, pihaknya juga akan segera memanggil dinas terkait dan pihak pengelola untuk meminta penjelasan secara rinci.

“Kami komisi II akan mencari solusi bersama terhadap kendala dan persoalan itu, akan kita  panggil dinas terkait dan pihak pengelola,” urainya.

“Kami sebagai wakil rakyat tentunya akan mengedepankan kepentingan masyarakat. Jadi kami siap memfasilitasi,” imbuhnya 

Di tempat terpisah, Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Jangkar Maritim, M Kasdu menyatakan, sejak dibangun dan dioperasikan salah satu perusahaan BUMN.

Ia menilai, perusahaan milik BUMN itu sama sekali belum menyerap tangkapan ikan hasil para nelayan di sekitar lokasi.

"Sama sekali tidak bermanfaat untuk nelayan. Buktinya, masyarakat nelayan yang ada di Dungkek ini masih kelimpungan mau memasok ikan kemana," bebernya melalui saluran telepon.

M Kasdu berharap, dinas terkait bisa bergerak cepat mencarikan solusi agar keberadaan bangunan ICS itu tidak mubazir dan dapat bermanfaat untuk masyarakat nelayan.

“Harusnya dinas bisa mengontrol dan mencari jalan keluar yang tepat soal ini. Intinya,” tandasnya. (mkr)

Editor :