KLIKJATIM.Com | Gresik – Komisi III DPRD Gresik menemukan banyak masalah dalam proyek pembangunan jalan yang dilaksanakan rekanan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pemkab Gresik. Temuan tersebut saat rombongan Komisi III melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di proyek pengerjaan peningkatan jalan Morowudi – Benjeng, Pembangunan Jalan Bringkag – Menganti, Rekonstruksi Jalan Bringkag – Lampah pada Senin 28 Oktober 2024.
Misalnya, proyek rekonstruksi jalan Bringkang Kecamatan Menganti-Lampah Kecamatan Kedamean dengan pagu anggaran sebesar Rp8 miliar dalam APBD Gresik 2024.
Tender proyek yang dimenangkan CV Wijaya yang beralamat di Jalan Kusuma Bangsa No. 44B Lamongan dengan nilai penawaran sebesar Rp 6.432.197.256,39 tersebut, oleh Anggota Komisi III DPRD Gresik Nur Yahya Hanafi ternyata ditemukan tiga ketidaksesuain spek dalam pekerjaannya.
“Tebal cor bahu jalan tidak sesuai dengan spek. Seharusnya, cor setebal 15 centimer, tetapi ada temuan yang ketebalan cornya hanya 5 centimeter. Jelas, foto begistingnya hanya 7,5 centimeter,” ungkap Nur Yahya Hanafi.
Temuan kedua, sambung dia, material base course atau lapis pondasi agregat adalah material granular yang terdiri dari batu pecah dengan gradasi tertentu yang akan digunakan sebagai pondasi jalan sebelum diberi perkerasan aspal atau beton, perlu dicek kualitasnya.
“Material base course A dan B untuk pengerasan jalan, perlu dicek kualitasnya, tukas dia.
Ketiga, lanjut Yahya, pasangan pondasi penahan bahu jalan ternyata banyak yang tak sesuai dimensi. “Jadi, batu pondasinya banyak yang hilang,” imbuh politis asal Kedamean itu.
Sementara temuan anggota Komisi III saat sidak proyek peningkatan jalan Morowudi Kecamatan Cerme – Kecamatan Benjeng yakni beton yang belum waktunya atau belum matang sempurna untuk dilewati, ternyata sudah dibuka.
Baca juga: Komisi III DPRD Gresik Panggil Lagi Dinas CKPKP Terkait Usulan Anggaran di KUA PPAS 2025, Ada Apa?
“Normalnya antara 21 sampai 28 hari, beton cor matang. Tapi beton cor masih 14 hari, sudah dilewati. Kan cepat membuat rusak karena belum matang. Lantainya keropos dan betonnya mbeggar (mekar-red),” tutur Anggota Komisi III DPRD Gresik lainnya, Ainul Yaqin Tirta Saputra.