KLIKJATIM.Com | Kediri - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung pelaksanaan Sekolah Rakyat (SR) jenjang SMA yang bertempat di Balai Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (BPKASN) di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Rabu (16/7).
Dalam tinjuannya ini, Khofifah mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) se-Jatim mendukung penuh pelaksanaan SR. Terbukti, banyak gedung-gedung milik pemerintahan maupun fasilitas negara 'disulap' menjadi sarana pendidikan. Sekolah Rakyat ini merupakan cara negara menyalakan harapan keluarga kurang mampu.
“Dari gedung pelatihan ASN menjadi tempat menyalakan harapan. Sekolah Rakyat ini adalah bentuk nyata bagaimana negara hadir untuk mereka yang selama ini mungkin tidak punya harapan,” ujar Gubernur Khofifah.
Khusus SR di eks BPKASN Kediri ini, kata Khofifah, ada sebanyak 100 murid yang terdiri dari 40 laki-laki dan 60 perempuan. Mereka semua merupakan anak-anak dari keluarga tidak mampu, yang tercatat dalam Desil 1 dan Desil 2 dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Ini bukan soal 100 anak saja, tapi soal satu harapan besar, bahwa siapa pun, dari latar belakang apa pun, berhak memiliki masa depan. Kita sedang membangun jalan menuju masa depan itu bersama-sama,” tegas Khofifah.
Gubernur Khofifah optimistis pembelajaran di SR gedung BPKASN Kediri akan berlangsung inklusif dan representatif. Di sini terdapat empat ruang kelas dengan kapasitas masing-masing 25 siswa-siswi, seluruhnya dilengkapi pendingin ruangan (AC).
“Kawan-kawan bisa menyaksikan kamarnya ber-AC, kamar mandinya mungkin lebih mewah dari rumah saya. Ventilasinya luar biasa, kantinnya pun setara sekolah internasional," ungkapnya.
"Bahkan saya usul ke Pak Bupati agar anak-anak ini diberi tambahan pelajaran bahasa Inggris, misalnya hari Senin, Rabu, Jumat wajib berbahasa Inggris, agar dalam 6 bulan saja mereka sudah bisa fasih,” jelas Khofifah menambahkan.
Selain ruang kelas, Khofifah melihat langsung kondisi asrama di SR Kediri. Karena memang seluruh SR menerapkan _boarding school_. Menurutnya, kamar asrama yang tersedia nyaman, ditambah perpustakaan, aula, sarana olahraga, serta pengawasan CCTV 24 jam.
Aulanya besar, bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan narasumber dari TNI, Polri, atau bahkan langsung dari Pak Bupati. Hal seperti ini penting agar anak-anak membangun cita-cita yang kuat,” terangnya.
Kemudian juga, kurikulum yang diterapkan memadukan pembelajaran akademik dengan penguatan karakter, nasionalisme, literasi digital, dan kecakapan hidup.
Gubernur juga menyampaikan bahwa program ini tidak akan berhenti pada satu angkatan saja. Pemerintah terus mempersiapkan pembangunan gedung permanen SR di Desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, dengan luas lahan 7–14 hektare yang ditargetkan rampung tahun 2026.
Program ini terselenggara atas sinergi Kementerian Sosial RI, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Kediri. Penetapan peserta didik tercantum dalam Surat Keputusan Bupati Kediri Nomor 100.3.3.2/162/418.08/2025, serta diumumkan melalui Surat Kementerian Sosial RI Nomor 2299/1/HM.01.3/SR.1/6/2025.
“Saya optimis dari Sekolah Rakyat ini lahir generasi yang tak hanya cerdas, tapi juga tangguh dan memiliki karakter yang kuat. Mereka akan jadi agen perubahan yang membawa harapan baru, bukan hanya untuk keluarga mereka, tapi untuk Jawa Timur dan Indonesia,” kata Khofifah. (ris)
Editor : Wahyudi