Ketua DPRD Gresik Tekankan Besarnya Investasi yang Masuk Harus Dibarengi Pendapatan Daerah yang Tinggi

Reporter : Abdul Aziz Qomar - klikjatim.com

Ketua DPRD Gresik Much Abdul Qodir dalam sebuah kesempatan (Dok)

KLIKJATIM.Com | Gresik – Derasnya investasi yang masuk ke Kabupaten Gresik menjadi angin segar bagi perekonomian warga kota pudak. Namun demikian, investasi yang masuk harusnya menimbulkan manfaat yang bisa dirasakan masyarakat, misalnya melalui pendapatan asli daerah (PAD) yang kemudian dapatkan didistribusikan kepada masyarakat melalui program kerja Pemkab.

Ketua DPRD Gresik, Much Abdul Qodir, menyebut tingginya angka investasi tahun ini menurut dia tak berbanding lurus dengan sejumlah sektor yang harusnya timbul dari aktivitas investasi tersebut, baik dari sisi pendapatan daerah, ketenagakerjaan, maupun perekonomian masyarakat.

“Jangan bangga investasi tinggi. Investasi besar tapi multiplier effect (efek ganda) rendah buat masyarakat, dan pemerintah daerah dari sisi pendapatan daerah,” ujar dia.

Kendati begitu, Qodir mengapresiasi besarnya investasi yang masuk ke Gresik pada triwulan tiga tahun ini yang telah melampaui target. Dimana pada triwulan ketiga 2023 ini mencapai Rp14,43 triliun, dengan akumulasi Rp37,34 triliun sejak awal tahun, adapun targetnya hanya Rp29,67 triliun. 

“Saya, selaku Ketua DPRD mengapresiasi besarnya investasi di Gresik. Tapi lagi-lagi saya katakan, dari besaran investasi itu kami belum melihat adanya multiplier effect untuk masyarakat dan daerah,” kata Ketua DPC PKB Gresik ini.

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Gresik Minta Pimpinan OPD Pemkab Bekerja dengan Prinsip AKIK

Dia membeberkan, saat ini di Kabupaten Gresik angka pengangguran masih cukup tinggi meski investasi yang masuk setiap tahunnya tinggi. Kemudian, dampak dari investasi itu pada pertumbuhan ekonomi, dan kontribusi kepada peningkatan pendapatan daerah juga belum nampak.

Karena itu, Qodir mengingatkan kepada pemerintah daerah setempat agar terus berupaya agar dampak dari masuknya investasi yang besar dapat dirasakan oleh masyarakat dan pemerintah daerah.

“Jadi, jangan hanya investasi tinggi saja yang digaungkan. Pendapatan daerah yang tinggi juga harus diwujudkan. Juga perbaikan perekonomian masyarakat dan angka pengangguran,” tutur dia.

Ia menambahkan, Pemkab Gresik sudah memiliki peraturan daerah (perda) Kemitraan.

“Kita sudah punya perda kemitraan. Bagaimana implementasinya agar para pengusaha lokal juga terderek naik kelas. UMKM kita juga ikut merasakan efek dari besaran investasi tersebut,” ucapnya.

Proyeksi APBD Gresik tahun 2024, untuk pendapatan daerah (PD) dipatok Rp3.636.534.627.869,00. Dari PD itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipatok Rp1.447.580.914.605,00. Pendapatan Transfer sebesar Rp2.188.953.713.264,00. dan lain-lain PD yang sah nihil.

Sementara proyeksi Belanja Daerah 2024, ditetepkan sebesar Rp3.605.113.188.630,00. Postur APBD Gresik 2024 mengalami penurunan dibandingkan APBD 2023 saat disahkan. Untuk belanja daerah, diproyeksikan sebesar Rp 4,085 triliun, dan pendapatan daerah (PD) diproyeksikan sebesar Rp3,9 triliun.

Adapun dalam APBD Perubahan (APBD-P) tahun 2023, belanja daerah dipatok di angka kisaran Rp 3,7 triliun. (qom/adv)