KLIKJATIM.Com | Sumenep - Permainan tradisional khas Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yaitu Bal Budhi, sebuah olahraga bola yang dipukul ke arah belakang akhirnya mendapatkan pengakuan nasional.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI menetapkannya sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dalam acara resmi di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Penetapan ini menjadi tonggak penting bagi masyarakat Kabupaten Sumenep, Madura, yang selama ini menjaga eksistensi dan nilai-nilai budaya lokal melalui permainan rakyat tersebut.
Momen tersebut juga menandai langkah besar bagi dunia olahraga tradisional Indonesia dalam melestarikan kekayaan permainan lokal yang nyaris terlupakan.
Ketua Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Sumenep, Agus Hendriyono, tidak mampu menyembunyikan rasa bangga dan harunya.
Ia menyebut, pengakuan ini merupakan hasil perjuangan panjang yang melibatkan banyak pihak, mulai dari pelaku budaya, peneliti, hingga pemerintah daerah.
“Proses pengusulan Bal Budhi memerlukan waktu yang cukup lama. Kami harus melakukan penelitian, pendokumentasian, dan pembuktian sejarah serta antropologinya agar bisa lolos di tingkat nasional,” ujar Agus, Jumat (10/10) pagi.
Agus menjelaskan, dalam sidang penetapan Warisan Budaya Takbenda tahun ini, puluhan daerah di Indonesia mengajukan usulan. Dari Jawa Timur saja, lebih dari 40 usulan masuk ke meja penilaian.
Sementara Kabupaten Sumenep mengajukan lima unsur budaya, dan Bal Budhi menjadi salah satu yang berhasil menembus daftar nasional.
“Alhamdulillah, Bal Budhi kini telah diakui sebagai WBTb Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa budaya lokal Sumenep memiliki nilai historis, sosial, dan identitas kuat yang patut dijaga,” ungkapnya.
Dengan pengakuan tersebut, Bal Budhi resmi tercatat sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2025.
Pemerintah daerah bersama KORMI berkomitmen untuk terus memperkenalkan permainan ini ke generasi muda, agar nilai-nilai sportivitas, kebersamaan, dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya tetap hidup di tengah modernisasi. (ris)
Editor : Hendra
