klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Kawasan Ekosistem Esensial Ujungpangkah, Tempat Singgah Burung Liar dan Sumbangan Smelting

avatar Abdul Aziz Qomar
  • URL berhasil dicopy
Pemerhati Mangrove dari USA saat berkunjung ke Mangrove yang ditanam PT Smelting di KEE Ujungpangkah (Dok)
Pemerhati Mangrove dari USA saat berkunjung ke Mangrove yang ditanam PT Smelting di KEE Ujungpangkah (Dok)

KLIKJATIM.Com | Gresik - Kawasan Ekosistem Esensial yang terletak di Wilayah Delta Pangkah, mencakup Pangkah Wetan, Pangkahkulon dan Banyuurip menjadi kawasan strategis bagi kelangsungan keseimbangan alam.

Selain menjadi rumah puluhan jenis mangrove, KEE Ujungpangkah juga menjadi tempat singgah burung migran yang terbang dari Australia dan beberapa negara lain.

Di Pangkah Kulon, PT Smelting, perusahaan Smelter tembaga pertama di Indonesia turut mengembangkan dan menjaga kelestarian alam. Selain itu, juga mensupport pengembangan masyarakat setempat, baik dari segi ekonomi, wisata dan pendidikan.

Di muara Pangkahkulon, Smelting menghijaukan mangrove di lahan kritis yang kerap terkena abrasi laut kurang lebih 5 hektare.

"Jumlahnya mencapai 40 ribu pohon sejal 2014," tutur Indra SW Junor, Section Manager General Affairs PT Smelting.

Di kawasan mangrove tersebut, Smelting juga membangun beberapa fasilitas, seperti joging track dan gazebo untuk pengunjung.

Baca juga: Green House Pengembangan Bibit 15 Jenis Mangrove di Pangkahkulon Dibangun PT Smelting
Terbaru, Smelting meresmikan Green House Mangrove di Kawasan tersebut, sebagai fasilitas pengembangan bibit 15 jenis mangrove.

Menurut Indra program ini akan berlanjut dengan pengembangan kawasan wisata mangrove berwawasan lingkungan dan edukasi.

"Potensi Pangkahkulon ini besar, dari perikanan, ekosistem lingkungan, dapat dikelola untuk menghasilkan nilai tambah yang berkelanjutan," kata Indra.

Kepala Desa Pangkahkulon Fauron menyebut, saat ini memang banyak penelitian yang dilakukan beberapa civitas akademika dari perguruan tinggi baik dalam dan luar negeri untuk meneliti satwa dan mangrove di sana.

"Kami berharap ini bisa menjadi pengungkit ekonomi masyarakat, baik dengan wisata dan pengembangan produk olahan berbasis mangrove," ujar dia. (qom)

Editor :