Gangguan Refraksi pada Mata Masih Tinggi, Begini Cara Mencegahnya

Reporter : Koinul Mistono - klikjatim.com

Perawat KMU Gresik saat melakukan pemeriksaan mata pada penderita gangguan refraksi. (ist)

KLIKJATIM.Com | Gresik – Dengan gaya hidup yang dekat dengan dunia elektronik bisa membuat permasalahan mata seperti gangguan refraksi (minus/miopi dan astigmatisme atau silinder) mudah ditemukan. Di Gresik sendiri, masalah gangguan refraksi ini menjadi 5 kasus gangguan mata tertinggi. 

Berdasarkan data Klinik Mata KMU Gresik, selama 3 bulan terakhir menunjukkan bahwa penderita gangguan refraksi berada di peringkat 5 teratas dibanding gangguan mata lainnya. Pada April dan Mei 2020, penderita gangguan refraksi berada di urutan kedua sebanyak 119 penderita. Sedangkan bulan Juni 2020 mencapai urutan pertama dengan jumlah 322 penderita.

Menurut Dokter Spesialis Mata Klinik Mata KMU Gresik, Ruchyta Ranti menjelaskan, gangguan refraksi bisa terjadi oleh beberapa faktor. Di antaranya karena genetik dan gaya hidup.

[irp]

Apalagi saat ini banyak masyarakat yang menggunakan gadget dan membaca dengan berlebihan, namun kurang memperhatikan kesehatan mata. Belum lagi intensitas masyarakat yang berada di rumah semakin tinggi karena kondisi pandemi Covid-19, sehingga memicu aktivitas dengan gadget atau aktivitas yang mengandalkan mata menjadi lebih meningkat.

“Gangguan refraksi ini bisa menjangkiti segala usia. Jadi patut diwaspadai dan dicegah dengan gaya hidup yang baik,” papar dr. Ruchyta, Senin (13/7/2020).

Adapun pengobatan bagi penderita gangguan refraksi adalah dengan bantuan kaca mata atau tindakan operasi lasik. Meski demikian, tapi perlu diketahui bahwa gangguan tersebut sejatinya bisa dicegah dengan 5  cara sehat sebagai berikut :

[irp]

1. Membaca di ruangan dengan pencahayaan yang cukup. “Apabila kita berusaha fokus dalam ruangan yang redup, akibatnya mata akan lebih cepat mengalami kelelahan. Membaca dalam gelap juga bisa menimbulkan mata kering karena menurunnya frekuensi berkedip. Karena itu, sebaiknya kamu menambahkan lampu baca yang diletakkan di atas buku atau gadget untuk membantu menambah pencahayaan,” jelasnya.

2. Beri waktu jeda untuk beristirahat. Menurut dia, sangat penting untuk tetap memperhatikan anjuran 20-20-20. Yaitu setiap 20 menit membaca diberikan jeda beristirahat dengan melihat jauh, sejauh kurang lebih 20 feet (6 meter) selama 20 detik.

3. Atur posisi terbaik. Posisi yang paling baik untuk membaca adalah dengan posisi duduk dengan punggung tegak dan posisi obyek bacaan tegak lurus dengan mata. Dan disarangkan agar buku atau screen tidak terlalu ke atas maupun ke bawah, sehingga tidak menimbulkan keluhan pada leher maupun kelelahan mata.

[irp]

4. Perhatikan durasi membaca atau screen. Terutama pada waktu sebelum tidur karena membaca dapat menyebabkan keluhan mata kering yang dapat mengganggu saat tidur. “Jadi, jangan sampai lupa untuk membaca dengan durasi yang tepat. Jangan terlalu lama dengan posisi yang salah,” terang Ruchyta.

5. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin untuk kesehatan mata. Lebih lanjut diungkapkan, bukan hanya makanan dan buah dengan kandungan vitamin A seperti wortel, tomat, hati ayam hingga telur rebus saja. Namun juga ada vitamin E seperti bayam, brokoli, kacang-kacangan serta makanan yang mengandung Zinc, yaitu daging sapi dan seafood.

Sementara itu, mahasiswi sekaligus pengusaha muda asal Gresik, Oktaviani Afifah (18), menuturkan, bahwa dirinya termasuk penderita gangguan refraksi yang cukup membatasi aktivitasnya. Dia mengaku mengalami kenaikan minus pada mata. “Sekarang sudah minus 5,” ucapnya.

Kini, dirinya pun sudah mulai menata gaya hidup khususnya kegiatan yang berkaitan dengan penglihatan atau aktivitas mata. “Termasuk mulai konsumsi makanan yang mengandung vitamin yang baik untuk menjaga kesehatan mata, setidaknya minus mata tidak bertambah,” imbuhnya. (hen)