KLIKJATIM.Com ǀ Surabaya – DPRD Jawa Timur (Jatim) memastikan ucapan rasis terhadap mahasiswa Papua yang terjadi di Malang dan Surabaya bukan merupakan perwujudan dari masyarakat Jatim, maupun masyarakat setempat. Hal itu seperti yang disampaikan oleh Anggota Komisi A DPRD Jatim, Muzamil Safii.
“Kami menyesalkan kerusuhan di Manokwari karena dipicu ucapan rasis di Surabaya dan Malang terhadap mahasiswa Papua. Hal itu bukan sifat masyarakat Jatim,” ungkap Muzamil, saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin (19/8/2019).
Baca juga: Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur Turun ke 3,88 Persen
[irp]
Mantan Wabup Pasuruan ini mengatakan, bahwa masyarakat Jatim adalah masyarakat majemuk yang cinta akan kedamaian. Sehingga tak mungkin itu mewakili masyarakat Jatim.
“Kalaupun ada, itu sifat personal yang sengaja ingin memancing hal-hal yang tak diinginkan,” ujar politisi Partai Nasdem ini. Pihaknya berharap, semua pihak menahan diri untuk terpancing akan berita hoax yang berdampak mobilisasi massa.
Baca juga: Integrasikan OCTO, CIMB Niaga Hadirkan Pengalaman Perbankan Digital Baru
[irp]
Sebelumnya diketahui, bahwa kerusuhan di Manokwari Papua diduga dipicu oleh aksi mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.
Baca juga: Sepekan Hilang, Jasad Perempuan Hanyut di Sungai Glidik Malang Ditemukan di Banyuwangi
“Ada kesalahpahaman aksi mahasiswa di Malang dan Surabaya, yang diolah menjadi berita hoax. Seolah-olah ada mahasiswa Papua yang meninggal. Padahal tidak ada. Ini berkembang di Manokwari dan Papua, sehingga ada mobilisasi massa,” ungkap Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat di Surabaya.
Mantan Kapolda Papua ini mengatakan, peristiwa terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya merupakan peristiwa kecil yang mudah diselesaikan oleh muspida setempat. “Sebenarnya sudah selesai dan dilokalisir, namun diolah menjadi berita hoax dan beredar di Papua,” jelas mantan Kapolda Metro Jaya ini. (try/roh)
Editor : Redaksi