KLIKJATIM.com | SIDOARJO – Dampak pemberlakuan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019, ternyata juga berimbas kepada dua keponakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy. Si kembar Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika yang mendaftar di SMA Negeri 1 Sidoarjo, Jawa Timur, akhirnya tidak bisa diterima.
"Rumah kami ini jaraknya 2,4 kilometer dari SMAN 1 Sidoarjo. Mungkin yang diterima di sekolah itu memang jauh lebih baik dari kedua anak saya ini," kata adik Mendikbud yang merupakan orang tua si kembar Cintania dan Cantika, Anwar Hudijono.
Baca juga: Kabupaten Sidoarjo Gelar 80 Pilkades Serentak Tahun Depan
[irp]
Menurut dia, kedua anak kembarnya itu mendaftar melalui jalur nonakademik. Yaitu berbekal dengan medali emas Kejurnas Pencak Silat dan medali perak lomba film Indie.
"Saya ikhlas. Mungkin Allah sudah memilihkan jalan yang terbaik untuk kedua putri kembar saya ini," imbuhnya.Baca juga: Dua Terdakwa Korupsi Dana PDAM Sidoarjo Kembali Ditahan Setelah Putusan MA
Karena gagal masuk di Sekolah Negeri, kini kedua keponakan Mendikbud tersebut terpaksa masuk sekolah swasta di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo.
[irp]
Walaupun kedua putrinya menjadi ‘korban’ sistem zonasi, tetapi lelaki asal Sidoarjo ini menanggapi keputusan pemerintah secara positif. Dia menilai penetapan sistem zonasi bagus untuk memunculkan keseimbangan atara sekolah favorit dan sekolah pinggiran.
Baca juga: KDMP Kupang Jabon Siap Jadi Mitra Strategis UMKM: Diresmikan Presiden, Diapresiasi Gubernur
Dengan ketentuan ini, maka sekolah favorit yang selama ini sering menjadi rebutan tidak hanya dihuni anak-anak pintar dan orang kaya saja. Namun masyarakat di luar kategori tersebut juga bisa mendapatkan pendidikan serupa."Sehingga pemerataan sistem pendidikan ini bisa dilaksanakan dengan baik," pungkasnya. (nk/roh)
Editor : Redaksi