KLIKJATIM.Com | Madiun - Beberapa hari terakhir beredar video viral Bupati Madiun bersitegang dengan warganya yang ngotot tidak mau serahkan anaknya yang terpapar Covid-19 untuk dikarantina. Setelah satu jam terlibat dialog alot, akhirnya orang tua tersebut menyerahkan anaknya untuk dikarantina di RSUD dr Dolopo.
[irp]
Baca juga: 25 Warga Binaan Lapas Madiun Terima Remisi Natal
Anak yang positif tersebut merupakan santri Ponpes Temboro, Magetan yang menjadi klaster penularan Covid-19 di Jatim. Karena hasil rapid tes nya postif, tim gugus tugas penanganan Covid Kabupaten Madiun meminta untuk dikarantina, namun ditolak orang tuanya. Hinga akhirnya Bupati Madiun, Ahmad Dawami turun tangan meminta orang tua tersebut menyerahkan anaknya untuk dirawat di rumah sakit.
Awalnya, Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Madiun kesulitan mengevakuasi warga Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, tersebut. Pihak keluarga pasien juga menolak si santri itu dievakuasi. Orang tua santri mengusir petugas untuk keluar dari rumah. Kejadiannya Kamis (14/5/2020) sore.
Setelah petugas dari Satgas Penanganan Covid-19 gagal menjemput paksa santri itu. Bupati Madiun, Ahmad Dawami, pun terjun langsung ke rumah santri itu. Namun, pihak keluarga pun tetap kukuh menolak anaknya itu dijemput petugas. Berkali-kali bupati menjelaskan kondisi pasien tersebut. Orang tua santri itu tetap menolak untuk dibawa petugas.
Setelah sekitar satu jam bernegosiasi, akhirnya pihak keluarga memperbolehkan santri yang dinyatakan positif corona itu dibawa petugas. Santri laki-laki itu kemudian dibawa ke RSUD Dolopo.
Baca juga: Polisi Limpahkan Tersangka Dugaan Korupsi BPR ke Kejari Madiun
[irp]
Bupati Madiun, Ahmad Dawami, mengatakan santri tersebut dinyatakan positif corona setelah hasil swab menunjukan positif. Hasil laboratorium itu yang menjadi dasar pemerintah untuk menjemput pasien yang masih remaja itu. Sebelumnya, santri itu sudah dua kali diperiksa rapid test. Tes pertama, hasil tes menunjukkan nonreaktif. Setelah itu, santri tersebut menjalani rapid test lagi dan hasilnya reaktif.
"Karena reaktif. Santri itu diuji swab. Ternyata hasilnya positif. Petugas dari Dinkes dan rumah sakit pun datang untuk mengevakuasinya. Tetapi orang tuanya menolak," kata Kaji Mbing, sapaan akrab Bupati.
Baca juga: Gubernur Khofifah Resmikan Masjid Baitus Sholihin SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun
Bupati menyampaikan orang tua menolak anaknya diisolasi karena merasa tidak sakit. Saat dijelaskan bahwa santri itu tergolong orang tanpa gejala (OTG) dan dari hasil tes swab sudah dinyatakan positif corona, tetapi orang tua tetap menolak.
"Orang tuanya kukuh menolak anaknya untuk diisolasi. Bahkan sampai histeris orang tuanya. Bilangnya macam-macam. Bilang menzalimi," jelas dia.
Dengan adanya tambahan satu pasien positif corona ini membuat jumlah pasien positif di Kabupaten Madiun menjadi 15 orang. Dari 15 pasien itu, 10 orang dari klaster Pondok Temboro dan lima orang dari klaster Asrama Haji Sukolilo. (hen)
Editor : Redaksi