KLIKJATIM.Com | Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya sedang menyiapkan Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) Sukolilo sebagai tempat karantinas atau ruang isolasi alternatif bagi pasien terdampak virus Corona (Covid-19. Dua gedung yang disiapkan masing-masing memiliki 24 kamar, atau seluruhnya mencapai 48 kamar.
[irp]
Baca juga: Integrasikan OCTO, CIMB Niaga Hadirkan Pengalaman Perbankan Digital Baru
"Penyiapan kamar ini sebagai bentuk dukungan kepada Pemkot Surabaya terhadap upaya penanganan Covid-19. Ada dua gedung yang bersebelahan tapi, ada jarak pembatasnya. Masing-masing berkapasitas 24 kamar dua lantai, jadi total dua gedung itu ada 48 kamar,” kata Kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) Sukolilo, Sugianto.
Dikatakan, jika nantinya kebutuhan kamar di Asrama Haji dinilai kurang, pihaknya akan menambah gedung lain yang berjauhan, namun masih di area asrama. “Kami sudah mengantisipasi, ada opsi (gedung) yang berjauhan tapi masih di Asrama Haji. Kami juga dibantu ibu wali kota terkait operasionalnya di dalam gedung ini, termasuk kebersihan dan keamanan,” kata dia.
Baca juga: Gubernur Khofifah : Ekonomi Jatim Triwulan III 2025 Tumbuh 1,70%
Ditegaskan, untuk pengawasan terhadap ODP yang menjalani isolasi nantinya cukup ketat. Mereka yang tinggal sementara di sana tidak boleh meninggalkan jauh area gedung dan menerapkan protokol kesehatan. “Jadi mereka tidak boleh meninggalkan jauh dari area gedung, karena akses ke gedung ini ada pagarnya. Selain itu, mereka juga akan mendapat suplai makan 3 kali sehari," terangnya.
[irp]
Baca juga: Deretan Artis Ini Percaya LASIK di National Eye Center Surabaya, Begini Alasan Mereka
Menurutnya, penggunaan Asrama Haji Sukolilo sebagai ruang oservasi tidak mengganggu pelayanan ibadah haji. Sebab penggunaan Asrama Haji untuk ruang isolasi sampai 10 Juni 2020. Jadi misalnya kalau sewaktu-waktu perjalanan haji dibuka kembali, maka asrama bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Diungkapkan, Sugianto menandaskan bahwa yang menjalani observasi di Asrama Haji bukanlah pasien positif Covid-19 atau yang sakit. Tapi mereka adalah keluarga yang terdampak. Karena itu, ia menekankan kepada masyarakat maupun pegawai di Asrama haji agar tidak perlu khawatir. “Jadi yang dikirim di sini bukan orang positif Covid-19 atau sakit, tapi orang yang diisolasi di sini adalah orang yang terdampak,” tandasnya. (hen)
Editor : Redaksi