KLIKJATIM.Com | Lumajang - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang terus memantau dan menangani dampak kesehatan pasca-erupsi Gunung Semeru.
Kepala Tim Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinkes Lumajang, Marfuah, mengatakan tim kesehatan telah dikerahkan sejak awal untuk menilai kebutuhan medis dan menyiapkan pelayanan bagi warga.
Baca juga: PT Smelting Salurkan 30 Paket Hygien Kits untuk Korban Erupsi Gunung Semeru
“Sejak laporan masuk, tim RHA kami melakukan pengkajian awal terkait potensi krisis kesehatan. Kami juga menyiapkan pos dan layanan kesehatan,” ujarnya saat on air Halo RRI, Jumat (21/11/2025).
Awalnya, Dinkes menyiapkan 9 pos kesehatan, namun saat ini hanya dua pos yang aktif, yaitu di SMP 2 Pronojiwo dan SD 4 Oro-Oro Ombo.
Pos lain, termasuk di Kecamatan Candipuro, dinyatakan aman, karena warga telah kembali ke rumah masing-masing.
Dari data Dinkes hingga Kamis (20/11/2025), pukul 17.00 WIB, ada tujuh jenis penyakit terbanyak yang dialami warga pengungsi antara lain myalgia, cephalgia, hipertensi, luka bakar, gastritis, ISPA, serta luka ringan.
Marfuah menegaskan bahwa logistik kesehatan dan obat-obatan masih tersedia mencukupi, termasuk obat oralis, zinc, amoksisilin, dan kebutuhan dasar lainnya.
Selain itu, warga yang kembali ke aktivitas normal dibekali masker untuk mencegah gangguan pernapasan akibat debu vulkanik.
“Pengalaman sebelumnya membuat masyarakat lebih sadar dan disiplin mengikuti prosedur evakuasi,” tambah Marfuah.
Baca juga: SGN Salurkan Bantuan Bahan Pokok dan Perlengkapan Darurat untuk Warga Terdampak Erupsi Semeru
Langkah-langkah ini memastikan pelayanan kesehatan berjalan efektif, mendukung pemantauan kondisi warga, dan mencegah timbulnya masalah kesehatan tambahan pasca-erupsi Semeru.
Sebelumnya, Pemkab Lumajang menegaskan kesiapsiagaan tenaga medis dan layanan kesehatan, menyusul erupsi Gunung Semeru.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyebut awan panas yang mengandung belerang berpotensi menimbulkan gangguan pernapasan, sehingga pemantauan intensif terhadap warga menjadi prioritas utama.
“Puskesmas dan tenaga kesehatan harus siaga 24 jam, terutama memantau risiko ISPA dan gangguan pernapasan lain akibat paparan abu vulkanik,” ujarnya saat meninjau lokasi terdampak, Kamis (20/11/2025).
Pemkab Lumajang meminta seluruh puskesmas di wilayah terdampak melakukan patroli kesehatan rutin, menyiapkan obat-obatan serta peralatan medis, dan memastikan sistem layanan darurat berjalan optimal.
Baca juga: Gunung Semeru Ditutup, Ratusan Pendaki Dievakuasi
Langkah ini juga mencakup koordinasi dengan tim SAR, relawan kesehatan, dan rumah sakit rujukan.
Indah menekankan kesiapsiagaan tidak hanya untuk pengungsi, tetapi juga warga yang sudah kembali ke rumah masing-masing, karena abu vulkanik dan gas belerang tetap berisiko bagi kesehatan.
Pemerintah daerah juga aktif memberikan edukasi tentang gejala gangguan pernapasan dan tindakan pencegahan yang perlu dilakukan.
“Kami terus berkoordinasi dengan seluruh fasilitas kesehatan dan memastikan tenaga medis siap menghadapi setiap kondisi darurat. Proaktif dan cepat adalah kunci untuk melindungi masyarakat,” kata dia.
Editor : Wahyudi