Kapal Dihempas Ombak, Empat ABK Selamat 1 Hilang

klikjatim.com
Keempat ABK KLM Jaya Abadi yang berhasil diselamatkan kini menjalani perawatan di Puskesmas Bluto, Sumenep.

KLIKJATIM.Com | Sumenep - Kapal Layar Motor (KLM) Jaya Abadi tenggelam di Perairan Pulau Sapudi Sumenep Madura. Dalam peristiwa ini, empat korban berhasil diselamatkan setelah bertahan pada bambu rakit, sedangkan satu korban masih hilang. Para korban saat ini menjalani perawatan di puskesmas Bluto Sumenep.

[irp]

Baca juga: Distribusi MBG Sumenep Selama Libur Semester Dinilai Tak Merata, Koordinasi SPPG Jadi Sorotan

Keempat korban yang selamat masing-masing Asmuni (46) nahkoda, Adi (40) ABK, Andi (19) penumpang, dan Mas'ori (50) pemilik kapal. Mereka selamat setelah ditolong kapal nelayan yang sedang mencari ikan di perairan Pulau Gili Raja Sumenep Sabtu (25/04/2020) pagi. Saat di tolong, kondisi keempat korban lemas. Bahkan dua korban kritis sehingga harus dipapah saat turun dari kapal.

Kapolsek Bluto, Iptu Supeno menjelaskan, para korban ini sempat terapung beberapa hari sebelum ditemukan dan diselamatkan kapal nelayan asal Besuki Situbondo yang sedang mencari ikan di Perairan Pulau Gili Raja. Setelah ditolong, korban diantar ke pinggir pantai di Desa Pakandangan Barat, Kecamatan Bluto, Sumenep dan langsung dijemput anggota Polsek Bluto bersama petugas Puskesmas Bluto.

Baca juga: ASN Sumenep Dilarang Pakai Mobil Dinas Buat Wisata, Nekat Melanggar Bakal Disanksi

Meski demikian, ada satu ABK Tedi Kurniawan (21) tidak kuat bertahan setelah dua hari terapung di laut menggunakan rakit bambu. Korban meninggal dan terlepas dari rombongan empat korban lainnya. Lima orang naik rakit satu meninggal tidak tahan di laut sudah dua hari.

[irp]

Baca juga: Rekonstruksi Sidang PN Sumenep, Terungkap Indikasi Terdakwa Kasus Sapudi Bertindak Demi Bela Diri

Menurut pengakuan Asmuni, Kapal KLM Abadi Jaya berangkat dari Pelabuhan Panarukan pada Rabu (22/4/2020) sekitar pukul 20.00 WIB dengan tujuan Pulau Gua-Gua. Sekitar pukul 03.00 WIB atau saat posisi kapal berada di berat Pulau Sapudi, sebuah ombak besar menerjang kapal sehingga air masuk ke kapal. Kemudian ABK dan penumpang langsung menurunkan rakit bambu yang kemudian dinaiki berlima selama tiga hari sejak Kamis pagi hingga Sabtu pagi.

Sebelum tenggelam, nakhoda sempat menelepon Kepala Desa Gua-gua. "Saat kejadian kapal kami dihantam badai besar sehingga air masuk kemudian kami nelpon ke Kades Gua-Gua memberitahukan bahwa kapal akan tenggelam, kemudian kami naik rakit berlima," kata Asmuni. (hen)

Editor : Abdus Syukur

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru