Dari Isu Pribadi ke Strategi Ekonomi, Menteri Maman Ajak HIPMI Jember Rangkul UMKM Naik Kelas

klikjatim.com
Menteri UMKM RI Maman Abdurrahman saat hadir di acara Forum Bisnis di Jember.

KLIKJATIM.Com | Jember – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM) Republik Indonesia, Maman Abdurrahman, menghadiri Forum Bisnis Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jember 2025 pada Sabtu (5/7/2025) sore. Dalam kesempatan itu, Maman tak hanya membahas strategi pemberdayaan UMKM dan peran vital HIPMI, tetapi juga secara terbuka menanggapi isu pribadi yang sempat menyeret namanya.

Di hadapan para pengusaha muda, pelaku UMKM, dan ibu-ibu pengusaha kecil, Maman secara langsung menjawab tudingan mengenai istrinya yang diduga menggunakan fasilitas negara saat perjalanan ke luar negeri.

Baca juga: Panggung Bhineka dan Gemilang: Bupati Yes Tegaskan Persatuan Kunci Dorong Nasionalisme dan Kemajuan UMKM Lamongan

"Berbicara ibu-ibu ini agak sensitif. Tapi saya berusaha memisahkan antara yang hak dan batil," ujar Maman memulai paparannya. "InsyaAllah, apapun yang dilakukan, tentunya Allah yang paling tahu," sambungnya.

Baca Juga : Perkuat Mitigasi Banjir, Bakorwil V Jember Gelar Rapat Koordinasi Lintas Instansi

Meski diterpa isu pribadi, Maman tetap fokus pada pembahasan substansial. Ia menegaskan pentingnya menyatukan peran HIPMI dengan pelaku UMKM agar tidak terjadi dikotomi antara keduanya.

“Momentum positif pasca-HUT Kewirausahaan HIPMI beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa pengusaha muda dan pelaku UMKM, termasuk ibu-ibu, bisa bersatu dalam satu semangat kewirausahaan,” tegasnya.

Menurut Maman, selama ini publik kerap memisahkan antara pengusaha HIPMI dan pelaku UMKM, padahal keduanya sama-sama menjalankan aktivitas kewirausahaan. Ia mencontohkan, baik ibu-ibu yang membuka warung di rumah hingga pengusaha kecil dengan beberapa outlet bakso, keduanya adalah pelaku ekonomi yang layak mendapat dukungan setara.

Baca Juga : Hujan Deras Picu Longsor di Jalur Nasional Jember-Banyuwangi, Arus Lalin Diberlakukan Buka Tutup

Maman juga menekankan bahwa HIPMI tidak boleh terjebak dalam konflik internal organisasi. Energi organisasi seharusnya difokuskan untuk mendorong penciptaan peluang usaha di daerah dan membangun kolaborasi nyata dengan pelaku UMKM.

“HIPMI harus menjadi inspirasi dan pemeluk yang merangkul UMKM. Kolaborasi dan sinergisitas yang positif inilah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dari bawah,” katanya.

Ia memaparkan data penting: dari 57 juta entitas UMKM di Indonesia, jika rata-rata satu usaha dijalankan oleh dua orang, maka lebih dari 114 juta jiwa menggantungkan hidup di sektor ini.

Baca Juga : Suami di Jember Tega Aniaya dan Sekap Istri Hamil, Kaki Dirantai Gara-gara Biaya Sekolah Anak

“Sektor UMKM menyumbang 60 persen terhadap PDB dan menyerap sekitar 96 persen tenaga kerja. Jika HIPMI dan UMKM bersinergi, maka UMKM bisa naik kelas dan menjadi tulang punggung ekonomi nasional, tidak hanya saat krisis seperti COVID-19, tapi juga di masa normal,” paparnya.

Baca juga: Tingkatkan Daya Saing Global, Bupati Yes Apresiasi Inovasi dan Kreativitas UMKM Lamongan

Lebih lanjut, Maman menyampaikan tantangan ke depan bagi pelaku UMKM, yakni soal literasi keuangan dan perizinan.

“Kita tidak bisa terus menjadikan birokrasi sebagai alasan. Kementerian UMKM sadar betul bahwa pengurusan izin seperti NIB, BPOM, sertifikasi halal, dan HAKI seringkali lambat,” ungkap Maman.

Baca Juga : Kembali Ngegas di Argopuro: Ribuan Crosser Ramaikan Event Trail di Jember

Sebagai solusi, Kementerian UMKM telah menggulirkan program Festival Kemudahan Perizinan untuk usaha mikro dan kecil. Dalam festival ini, katanya, seluruh institusi terkait perizinan dikumpulkan untuk memberikan layanan terpadu kepada pelaku usaha.

“Saya minta HIPMI di setiap provinsi wajib hadir dan ambil bagian dalam festival ini. Karena semakin mudah akses perizinan dan legalitas usaha, maka semakin cepat pula pelaku UMKM naik kelas,” tegasnya.

Maman juga menegaskan bahwa UMKM harus diakui dan didampingi. UMKM tidak boleh terus diposisikan sebagai bemper ekonomi ketika krisis melanda. Sebaliknya, sektor ini harus menjadi fondasi ekonomi yang berdaya dan mandiri di segala kondisi.

Baca Juga : Program Percontohan KLA di Jember, Legislator PDI Perjuangan: Jangan Gegabah

Baca juga: Seorang Ibu di Jember Tewas Dipukul Anak Kandung dengan Alat Vulkanisir Tambal Ban

“Kita ingin UMKM tidak hanya dijadikan tameng saat negara bermasalah, tapi benar-benar menjadi penggerak utama ekonomi bangsa dalam situasi apa pun. Di sinilah peran HIPMI harus nyata dan membumi,” pungkasnya.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Wamen UMKM Helvi Yuni Moraza, Ketua Umum BPD HIPMI Jatim Ahmad Salim Assegaf, Kepala OJK Jember Mohammad Mufid, serta perwakilan Bank Jatim dan Bank Indonesia Jember, dan jajaran BPC HIPMI Jember.

Ketua Panitia HIPMI Jember, Irwan Fahmy, mengatakan bahwa kehadiran Menteri UMKM RI menjadi dukungan tersendiri bagi HIPMI Jember.

Baca Juga : Bukan Mistis, Kemunculan Jasad di Makam Jember Murni karena Longsor Tanah

"Kami dari BPC HIPMI Jember, kebanyakan anggota kami adalah UMKM, baik skala mikro, menengah, atau bahkan korporasi. Jadi dengan hadirnya OJK, Bank Jatim, kemudian dari pihak Menteri UMKM ini, akan penuh support dengan apa yang kita kerjakan," ujar Fahmy.

"Misalkan support tentang literasi keuangan, bagaimana proses pendanaan. Maka kita akan lebih paham, bagaimana kita itu menjalankan bisnis," imbuhnya. (yud) 

Editor : Muhammad Hatta

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru