Dua Warga Jember Diduga Jadi Korban TPPO di Kamboja, Sang Ibu Temui Anggota DPRD Minta Bantuan Pemulangan

klikjatim.com
Ibu dari korban dugaan TPPO saat menemui Sekretaris Komisi D DPRD Jember Indi Naidha. (Muhammad Hatta/klikjatim.com)

JEMBER | KLIKJATIM.COM - Dua warga asal Jember, Jawa Timur, Balqis Safira Nur Firdausi (23) dan Thariq Wachid Ismail (27), diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) setelah merantau ke Kamboja. Keduanya kini sedang dalam proses penanganan untuk dipulangkan ke Indonesia.

Balqis dan Thariq yang merupakan warga Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates, Jember, ternyata adalah saudara kandung. Keduanya merantau ke luar negeri karena tergiur bujuk rayu seseorang yang menawarkan pekerjaan dengan iming-iming gaji tinggi.

Baca juga: Wamentan RI Tegaskan Larangan Impor Pangan, Petani Jember Minta Pemerintah Cermati Kebutuhan Gula Nasional

Ibu korban, Tutik Suhartini (56), mengungkapkan bahwa anak pertamanya, Thariq, awalnya dikenalkan dengan pekerjaan digital advertising dan tinggal di apartemen di Surabaya. “Sempat video call sama saya, katanya kerja digital advertising. Saya bangga waktu itu,” kata Tutik saat ditemui wartawan, Rabu (9/4/2025).

Baca Juga :

Diduga Jadi Korban TPPO di Kamboja, Dua WNI Asal Jember Gagal Pulang Lebaran

Tidak lama kemudian, adiknya Balqis diajak menyusul Thariq dan keduanya pindah ke Batam. Di Batam, mereka tinggal selama sekitar satu sampai dua bulan dan diarahkan untuk membuat paspor.

“Saya tanya kenapa belum pulang, katanya betah. Terus mereka bilang mau buat paspor untuk ke Kamboja,” ujar Tutik menirukan percakapan via video call dengan anak-anaknya.

Meski sempat khawatir, Tutik akhirnya mengantar anak-anaknya kembali ke Surabaya setelah pembuatan paspor. Dari sana, mereka berangkat lagi ke Batam dan kemudian menyeberang ke Singapura sebelum akhirnya menuju Kamboja.

“Di Singapura dua hari, terus katanya ke perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Mereka kerja di perusahaan, Thariq juga ngajar teman-temannya IT,” tutur Tutik.

Namun setelah beberapa waktu, keduanya berpindah ke perusahaan lain di Kamboja dan mulai mengalami kesulitan. Mereka tak menerima gaji sesuai janji dan paspor mereka ditahan pihak perusahaan.

“Mereka sudah 2,5 tahun di luar negeri sejak Oktober 2022. Pas ayahnya meninggal tahun 2024, Thariq sempat pulang. Tapi setelah pemakaman, dia balik lagi ke Kamboja,” kata Tutik.

Baca juga: Program Percontohan KLA di Jember, Legislator PDI Perjuangan: Jangan Gegabah

Ketika ingin pulang, perusahaan tempat mereka bekerja meminta tebusan Rp100 juta sebagai syarat mengembalikan paspor. Tutik yang bingung mencari pinjaman uang akhirnya hanya mampu mengirim Rp13 juta.

Setelah menerima uang tersebut, Balqis dan Thariq nekat kabur dari perusahaan dan menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh, Kamboja. Saat kabur, Thariq dalam kondisi sakit parah.

“Mereka kabur dibantu temannya orang Indonesia, Veru. Naik taksi ke Phnom Penh, Thariq sudah sakit, sempat bilang rela mati di sana. Saya takut dan kepikiran,” ujar Tutik dengan tangis haru.

Kini, kedua korban berada di tempat aman namun KBRI sedang dalam kondisi tutup. Tutik berharap ada bantuan dari pihak berwenang agar kedua anaknya segera dipulangkan.

“Saya mohon bantu anak saya bisa pulang. Saya dibantu sampai ke Bu Indi (anggota DPRD Jember), saya tidak tahu harus ke mana lagi. Tolong bantu karena nyawa anak saya terancam,” pintanya.

Baca Juga :

Baca juga: Bupati Fawait Dikabarkan Kunjungan ke Amerika Serikat, DPRD Jember Belum Pastikan Izin Resmi

Tolong Anak dari Arus Rip Current, Ayah di Jember Tewas Terseret Ombak

Sekretaris Komisi D DPRD Jember, Indi Naidha, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan anggota DPR RI untuk upaya pemulangan.

“Informasi kami, mereka bekerja dua tahun di Kamboja, tidak dapat gaji dan sempat disekap. Ada lima orang WNI lainnya, dua dari Jember,” ujar Indi.

DPRD Jember juga telah berkoordinasi dengan Bang Nico Siahaan dari Komisi I DPR RI, serta staf dari Mbak Puan Maharani untuk mempercepat proses penanganan di KBRI Kamboja.

“Selain itu, kami juga menjalin koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur. Semoga segera ada hasil dan anak-anak ini bisa segera kembali ke Indonesia,” tutup Indi. (hat/fiq)

Editor : Muhammad Hatta

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru