KLIKJATIM.Com | Surabaya - Ketua Bapemperda DPRD Surabaya Josiah Michael menilai rencana pembangunan rumah susun sederhana sewa untuk 25 lantai yang dikhususkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) terkendala regulasi.
"Kami telah membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Hunian Layak bagi Warga Kota Surabaya kemarin, namun ada kendala regulasi untuk yang dibiayai APBN," kata Josiah Michael, Kamis (31/3/2022).
Baca juga: Pak Yes Dampingi Penyerahan Bantuan Rumah bagi Korban Kebakaran di Sukomulyo
Josiah menjelaskan rencana pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Surabaya melalui dua skema pembiayaan, yakni rusunawa umum untuk MBR melalui subsidi APBN dan rusunawa khusus untuk hunian non-MBR lewat APBD Surabaya.
"Kebutuhan hunian bagi keluarga MBR di Surabaya dibutuhkan setidaknya menara Rusunawa yang mempunyai 20 sampai 25 lantai. Namun, untuk yang APBN regulasinya hanya bisa 5 lantai dan 60 unit yang menurut saya ini sangat kurang untuk Surabaya," jelasnya.
Untuk itu, Josiah mengaku akan memperjuangkan Rusunawa tersebut dengan menjalin komunikasi lebih dalam dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Baca juga: Jelang Tahun Baru 2026, Arus Penyeberangan Kalianget Mulai Ramai
"Kami akan pergi Jakarta untuk membahas permasalahan ini supaya bisa membangun lebih dari 5 lantai," terangnya.
"Andai saja dibangun 10 menara rusunawa berlantai 20 sampai 25, akan memenuhi sekitar 5.000 hunian keluarga MBR di Surabaya. Berdasarkan data, saat ini ada sekitar 12 ribu keluarga MBR yang antre menempati rusunawa, tapi jumlah ini belum dilakukan verifikasi ulang," sambungnya.
Kemudian, usulan untuk membuat menara rusunawa khusus bagi keluarga non-MBR lewat alokasi APBD Kota Surabaya. Dengan tarif sewa yang standar atau lebih murah di rusunawa khusus non-MBR, bisa meringankan beban biaya perawatan rusunawa yang diperuntukkan bagi keluarga MBR.
Baca juga: Puluhan Jabatan Eselon di Sumenep Masih Kosong, Pemkab Bergantung pada Pelaksana Tugas
"Kami tahu selama ini biaya perawatan rusunawa keluarga MBR lebih besar dari tarif sewa, sehingga neraca keuangannya defisit," pungkasnya. (bro)
Editor : Redaksi