KLIKJATIM.Com | Surabaya - Dunia medis di Jawa Timur kembali berduka di masa pandemi ini. Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) A. Yani Surabaya, dr Samsul Arifin, MARS, meninggal dunia Sabtu (14/11/2020) pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Almarhum diduga terpapar Covid-19 karena sebelumnya sempat menjalani isolasi mandiri.
[irp]
Baca juga: Gila, Suami di Surabaya Tega Jual Istri Seharga Rp 500 Ribu
Manajemen RSI Ahmad Yani saaamt dikonfirmasi membenarkan kabar tersebut. "Iya benar (meninggal dunia). Doakan beliau ya,” ujar M Budhi Marketing dan Humas RSI A Yani ketika dikonfirmasi melalui telepon.
Budhi menjelaskan, dr Samsul yang juga Wakil Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Jatim terkonfirmasi positif Covid-19 sejak 25 Oktober dari hasil tes usap.
Baca juga: TTL Berbagi Kebahagiaan Ramadhan bersama 141 Anak Yatim
“Batuk tidak dirasa. Selalu ingin kerja dan kerja. Sudah dipaksa istirahat tidak didengarkan. Bahkan disuruh swab juga susah sampai akhirnya kami jemput untuk swab,” katanya.
Sementara itu dr Urip Murtedjo sahabat almarhum sekaligus pengurus Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Jatim dan Ketua Forum Pers RS dr. Soetomo mengatakan, sebelum meninggal, almarhum sempat menjalani isolasi mandiri. Menurutnya, sebagai seorang direktur rumah sakit, dr. Samsul adalah seorang yang tidak hanya berdiam diri saja di ruangan, sehingga risiko tertular Covid-19 sangat tinggi.
“Beliau meninggal ya itu, karena keganasan Covid-19. Maaf ya, maaf saya. Karena beliau di Ruang Isolasi Khusus (RIK) jadi kami semua sudah mengetahui. Jadi nggak boleh main-main lah, terutama nakes ya. Karena kita bukan (berjarak) satu kilometer, tapi satu sentimeter saking dekatnya,” kata dr. Urip seperti dikutip Suara Surabaya, Sabtu (14/11/2020).
Dijelaskan, diri mengenang, bagaimana almarhum dr. Syamsul adalah sosok yang menyukai olahraga dan sering bermain sepakbola dengannya. Wakil Ketua PERSI Jatim tersebut juga dikenal sebagai orang yang suka bergaul dan ramah.
“Sangat grapyak (ramah), jadi dengan semua orang itu suka bergaul. Saya mengenal keluarganya juga, ya karena kami suka sepakbola, satu organisasi juga, jadi kami dekat sekali,” kenang dr. Urip tanpa bisa menahan kesedihannya.
Sejak kasus Covid-19 pertama di Indonesia pada Maret lalu, jumlah tenaga kesehatan yang gugur karena virus ini terus bertambah, tak terkecuali dokter. Ari Kusuma Januarto Wakil Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) beberapa waktu yang lalu mencatat, total ada 136 dokter wafat akibat Covid-9 secara keseluruhan.
Para dokter yang wafat di antaranya terdiri dari 71 dokter umum dan 63 dokter spesialis serta dua residen. Semuanya berasal dari 18 IDI Wilayah dan 66 IDI Cabang. Berdasarkan data provinsi, angka kematian dokter terbanyak berada di Jawa Timur dengan 32 dokter.
“Sudah ratusan tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dalam tugas pelayanan yang terpapar Covid-19. Ini adalah situasi krisis dalam pelayanan kesehatan saat ini,” kata Ari. (hen)
Editor : Redaksi