Diwaduli Pelajar Soal Pembelajaran, Ketua DPRD Gresik : Sebetulnya Kita Sudah Siap PTM

Reporter : Koinul Mistono - klikjatim.com

Ketua DPRD Gresik, Moch Abdul Qodir saat menerima kunjungan di kantor dewan oleh para pelajar yang merupakan finalis lomba baca berita PWI Gresik. (ist)

KLIKJATIM.Com | Gresik – Genap setahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Sudah hampir setahun pula, proses belajar mengajar dilakukan secara daring. Finalis lomba baca berita PWI Gresik pun mengadu ke Ketua DPRD, Moch. Abdul Qodir agar bisa sekolah lagi.

[irp]

Di hadapan Ketua Dewan Kabupaten Gresik inilah, salah satu finalis dari SMAN 1 Kebomas, Irsyad Maulana menyampaikan keluh kesah para siswa. Terutama soal pembelajaran daring.

Menurut siswa kelas XI itu, pembelajaran daring memang tidak begitu efektif jika dibandingkan pembelajaran tatap muka (PTM). Pasalnya ketika PTM ada interaksi sesama siswa hingga guru secara langsung. Terutama yang dikeluhkan Irsyad adalah kangen suasana di sekolah. “Kangen ketemu dengan teman-teman. Kangen hal-hal di sekolah pokoknya,” ucapnya dengan nada lirih.

Atas keluhan itu, Ketua DPRD Abdul Qodir menjelaskan, Pemkab Gresik sebetulnya sudah siap melaksanakan PTM. Bahkan peraturan bupatinya (Perbup) sudah diteken. Hanya saja saat akan diterapkan pada 4 Januari lalu, muncul kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sehingga terpaksa PTM ditunda.

“Kita sudah siap dan kami pun pengennya PTM segera dilakukan. Bahkan teknis PTM pun sudah rinci dalam perbup itu. Misalnya hanya beberapa mata pelajaran saja yang diPTM-kan. Yang jelas PTM itu terbatas, ya jumlah siswanya, jamnya, hingga pelaksanaan secara bergantian,” jelasnya.

Selanjutnya, 10 finalis lomba baca berita PWI juga sempat mengunjungi kantor DPRD Gresik. Pada kesempatan itu, banyak pertanyaan yang dilontarkan para siswa kepada anggota dewan. Termasuk Ketua DPRD, Abdul Qodir dan Sekretaris Komisi II, Lilik Hidayati.

Para rombongan pelajar itu juga diajak untuk melihat aktivitas para anggota dewan di masing-masing ruang fraksi. Mereka terlihat antusias saat berjumpa Lilik Hidayati di ruang fraksi Amanat Pembangunan DPRD Gresik. Lilik sendiri merupakan salah satu dari sepuluh perempuan yang menjadi anggota legislatif Gresik periode 2019-2024.

Salah satu finalis, Sharim Dezhneva Denalis pun terinspirasi untuk mengikuti jejaknya. “Apa sih bu, hal yang harus dimiliki untuk menjadi anggota dewan?” tanya siswi kelas 9 SMPN 1 Gresik itu.

Lilik menjawab, modal sosial menjadi hal yang paling penting. “Berbuat baik dan berpikir positif kepada siapapun. Sikap itu wajib dimiliki agar kita bisa mewakili berbagai aspirasi masyarakat untuk dituangkan dalam kerja-kerja legislatif,” terang Lilik.

Sekretaris Komisi II itu juga menceritakan sepenggal pengalamannya selama dua periode terakhir menjadi anggota dewan. “Tentunya, wajib juga memiliki kemampuan intelektual yang mumpuni,” ujarnya.

Sehingga bisa melaksanakan tugas dan fungsi anggota dewan dengan baik dan penuh amanah. Yaitu di antaranya tugas dan fungsi terkait anggaran, pengawasan dan regulasi. “Jangan putus asa meraih mimpi. Tetap semangat dan berdoa untuk mewujudkan mimpi kalian sebagai generasi penerus,” pesannya.

Perlu diketahui, untuk menyambut PTM ini, vaksinasi Covid-19 yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) kepada para tenaga pendidik juga mulai dilakukan. Setidaknya terdapat 45 ribu guru yang masuk sasaran vaksinasi. Vaksinasi itu dimulai dari guru SMA minggu ini dan selanjutnya SMP pada minggu depan.

Tidak hanya vaksin, tahun 2021 ini, kebijakan alokasi dana BOS berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika di tahun lalu, semua daerah mendapat alokasi yang sama. Kali ini, dana disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. 

Kepala Dispendik Gresik, Mahin mengatakan, untuk dana BOS Gresik bagi jenjang pendidikan SD dan SMP terdapat kenaikan. Tujuan kenaikan itu digunakan sekolah untuk mempersiapkan PTM. Pada tahun 2020, per siswa SD mendapat jatah Rp 900 ribu. Tahun ini, siswa SD Gresik akan mendapat jatah sebesar Rp 1.120.000. Sedangkan jenjang SMP ada peningkatan senilai Rp 290 ribu dari besaran dana sebelumnya Rp 1.100.000, sehingga menjadi Rp 1.390.000.

Mahin mengaku tidak bisa menyebutkan besaran anggaran BOS 2021 untuk Gresik secara pasti. Sebab, Dispendik Gresik belum menerima keputusan. Berdasarkan Permendikbud Nomor 6 Tahun 2021 terkait pengggunaan alokasi dana BOS pada tahun ini bisa dipakai lebih fleksibel. Yaitu sesuai kebutuhan sekolah masing-masing, utamanya untuk persiapan PTM (pembelajaran tatap muka).

“Ya amanatnya regulasi pusat kan fleksibel. Tapi saat ini kebutuhannya kan untuk PTM, ya digunakan saja untuk persiapan PTM. Untuk PTM akan dilaksanakan setelah ada instruksi bupati. Perkiraan setelah vaksin atau sekitar bulan Juni-Juli,” ujarnya.

Kabid Managemen Pendidikan Dispendik Gresik, Suwono menambahkan, besaran anggaran dana BOS bisa dihitung dari jumlah siswa yang terdaftar di Dapodik, dengan alokasi dana per siswa yang sudah ditetapkan pemerintah pusat. Nah, anggaran dana BOS dari APBN tahun 2021 mengacu pada Dapodik di bulan Agustus tahun 2020. Yakni, ada 900 siswa SD dan 1 Juta siswa SMP. 

Sedangkan terkait anggaran BOS reguler tahun 2020, Dispendik Gresik menerima dana sebesar Rp 103 miliar. Namun perlu diketahui, bahwa jumlah siswa didik di Gresik untuk jenjang SD dan SMP selalu meningkat di tahun sebelumnya. (adv)