KLIKJATIM.Com | Jember – Seorang tukang ojek asal Dusun Krajan, Desa Suco, Kecamatan Mumbulsari, Jember, Jawa Timur, bernama Wahyudi (54), menjadi korban pembunuhan oleh orang tak dikenal (OTK) di Papua.
Korban yang merupakan perantau dari Pulau Jawa ditemukan tewas dengan luka bacok di kepala, tangan kanan putus, serta luka bacok di kaki kanan. Jasadnya tergeletak di Pelabuhan Aikai, Kampung Aikai, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada Jumat (21/2/2025) sekitar pukul 06.50 WIT.
Kapolres Paniai, Kompol Deddy Puhiri, membenarkan kejadian ini dan menyatakan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan. Jenazah korban telah diautopsi di RSUD Madi sebelum dipulangkan ke Jember untuk dimakamkan oleh keluarganya.
“Dari informasi awal di TKP, pembunuhan diduga menggunakan parang. Setelahnya, pelaku melarikan diri menggunakan speedboat ke arah Danau Paniai,” ujar Deddy.
Keluarga korban di Jember menunggu kedatangan jenazah dengan penuh duka. Anak pertama korban, Risdahlia (27), mengaku syok saat menerima kabar kematian ayahnya.
“Saya pertama kali dikabari oleh teman papa yang juga berprofesi sebagai tukang ojek di Papua. Dia bilang papa menjadi korban pembacokan. Kami sekeluarga syok mendengar kejadian itu,” ujarnya pada Sabtu (22/2/2025).
Baca juga: Bupati-Wakil Bupati Jember Dilantik: Harapan Baru dari Kalangan Santri dan BirokratDahlia mengungkapkan bahwa ayahnya telah bekerja sebagai tukang ojek di Papua sejak 2013. Ia sempat pulang ke Jember pada 2020 saat pandemi Covid-19. Namun, meski merasa kondisi di Papua sudah tidak aman, Wahyudi memutuskan kembali merantau pada Desember 2024 karena alasan ekonomi.
“Papa sebenarnya takut balik ke Papua karena banyak temannya yang menjadi korban kekerasan. Tapi karena kondisi ekonomi mendesak dan penghasilan di sana lebih besar, papa akhirnya kembali. Sementara mama merantau ke Jakarta sejak November 2024,” jelasnya.
Dahlia menambahkan bahwa ayahnya selalu rutin pulang ke Jember, biasanya setiap tiga atau empat bulan sekali, terutama saat Lebaran. Sebelumnya, Wahyudi juga sempat pulang ke Jember karena menderita malaria.
“Saya pernah bilang ke papa, kalau takut, kita usaha saja di Jember. Tapi papa tetap ingin ke sana karena merasa bertanggung jawab mencari nafkah. Katanya, di Papua bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar,” kenang Dahlia.
Jenazah Wahyudi saat ini dalam perjalanan menuju Jember dengan pengawalan Kopassus. “Kami diberitahu tadi malam bahwa jenazah papa dikawal dari Papua hingga Bandara Juanda, lalu akan langsung dikirim ke Jember. InsyaAllah sampai sekitar pukul 12 atau 1 dini hari,” tutur Dahlia.
Dahlia, yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, berharap agar kejadian tragis yang menimpa ayahnya segera mendapatkan kejelasan hukum. (qom)
Editor : Muhammad Hatta