GRESIK – Antusias masyarakat terhadap produk Kredit Usaha Rakyat (KUR) diakui cukup tinggi. Bahkan tahun 2019 ini, pemerintah melalui Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyepakati plafon penyaluran KUR ditambah.
Pada tahun sebelumnya teralokasi Rp 123 triliun. Tapi sekarang naik menjadi sebesar Rp 140 triliun. Dalam menanggapi hal ini kalangan perbankan di Gresik menyambut positif. “Minat masyarkat terhadap produk ini sangat tinggi,” ungkap Manager Bisnis BRI Gresik, I Gede Suryawan.
Menurutnya, penyaluran KUR di Kabupaten Gresik masih didominasi skema KUR Mikro yang mencapai 65 persen. Untuk skema KUR kecil sekitar 33 persen dan KUR TKI di bawah 1 persen.
Alasan rendahnya minat terhadap KUR TKI karena sosialisasi tak maksimal. Di samping itu, nasabah KUR TKI juga beranggapan pinjam dana ke tetangga jauh lebih mudah dibanding ke bank.
Sementara itu, Pemimpin Bidang Pengembangan Bisnis Bank BNI Gresik, Johanes Dwi Suhartono menerangkan, penyaluran KUR di wilayah setempat kebanyakan dari sektor produksi hingga 70 persen. Seperti pertanian, perikanan dan industri. “Sisanya KUR di sektor konstruksi dan jasa,” tuturnya.
Menurut dia, saat ini pemerintah juga mengusulkan skema KUR untuk pensiunan. Yaitu, dikhususkan kepada para pensiunan atau pegawai pada Masa Persiapan Pensiun (MPP) yang mempunyai usaha produktif.
“Untuk wilayah penyaluran KUR didominasi di Kecamatan Gresik utara, sesuai sebaran UMKM di Gresik,” imbuhnya. (nul/roh)