klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

SKK Migas Koordinasi EMCL Untuk Tingkatkan Produksi 235 Ribu BOPD

avatar Wahyudi
  • URL berhasil dicopy
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bersama petinggi EMCL beberapa waktu lalu di Jakarta.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bersama petinggi EMCL beberapa waktu lalu di Jakarta.

KLIKJATIM.Com | Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan melakukan koordinasi dengan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) di Lapangan Banyu Urip. Koordinasi itu untuk meningkatkan lebih tinggi produksi migas dari 220 ribu bopd pada awal 2020, dinaikkan menjadi 235 ribu bopd.

[irp]

Plt Kadiv Program dan Komunikasi SKK Migas, Susana Kurniasih menjelaskan, pihaknya meminta EMCL untuk peningkatan produksi sebesar 235 ribu bopd. Upaya ini bisa segera direalisasikan karena semua izin yang dibutuhkan untuk melakukan peningkatan produksi sudah diperoleh.

"Izin peningkatan produksi yang dimaksud Susana adalah izin Amdal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta persetujuan layak operasi (PLO) instalasi EMCL untuk mendukung peningkatan produksi yang dikeluarkan oleh Ditjen Migas," kata Susana.

Dikatakan, pencapaian target produksi migas tahun 2020 menjadi tantangan tersendiri, terutama dengan adanya pandemi Covid-19 serta kondisi low oil price. Banyak program yang sebelumnya sudah direncanakan oleh Kontraktor KKS, akhirnya harus disesuaikan karena pemberlakuan protokol Covid yang membatasi pergerakan barang dan manusia. Hasilnya beberapa program seperti bor, workover, well service serta proyek yang terhambat, termasuk kegiatan operasional yang perlu penyesuaian dengan protokol yang diberlakukan pada masa pandemi ini.

[irp]

"Di tengah tantangan yang dihadapi saat ini, EMCL merupakan salah satu KKKS yang pencapaian produksinya hingga semester I tahun 2020 memenuhi dan bahkan melebihi target APBN tahun 2020 yang telah ditetapkan untuk EMCL dengan menjaga level produksi optimal di 220 ribu bopd. Namun demikian kami berusaha untuk memaksimalkan produksi dari wilayah kerja tersebut," tambah Susana.

Potensi optimasi produksi di MCL, telah divalidasi dari kegiatan High Rate Test yang dilakukan di tahun 2019 dimana berdasarkan test tersebut fasilitas mampu berproduksi secara aman di level 235 ribu BOPD. Optimasi produksi di atas 220 ribu BOPD belum dapat dilaksanakan di tahun 2019 karena AMDAL yang ada pada saat itu hanya membolehkan produksi maksimal sebesar 220 ribu BOPD. Pada tahun 2020 ini Revisi AMDAL telah diberikan oleh KLHK serta PLO juga telah disetujui oleh DJMIGAS untuk berproduksi di atas 220 ribu BOPD hingga 235 ribu BOPD. (hen)

Editor :