klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Memaknai Pembelajaran Digital Melalui Quizizz Paper Mode

avatar Wahyudi
  • URL berhasil dicopy
Rina Dwi Astuti
Rina Dwi Astuti

Oleh Rina Dwi Astuti
[email protected]
Mahasiswa Magister Pedagogi, Universitas Muhammadiyah Malang

Tulisan ini mengeksplorasi makna pembelajaran digital di sekolah dasar melalui penggunaan Quizizz Paper Mode, yakni inovasi yang menggabungkan asesmen digital dengan pengerjaan soal secara manual tanpa memanfaatkan perangkat elektronik pada siswa. Fitur ini relevan bagi sekolah yang melarang penggunaan HP namun tetap mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengalaman praktik, Paper Mode terbukti mampu meningkatkan semangat, partisipasi, serta motivasi intrinsik siswa. Tulisan ini menegaskan bahwa pembelajaran digital tidak selalu membutuhkan perangkat individu, tetapi desain pembelajaran yang efisien dan bermakna.


Digitalisasi pendidikan tidak selalu berkaitan dengan layar, perangkat, atau aplikasi online yang wajib dimanfaatkan oleh semua siswa. Dalam lingkungan sekolah dasar di Indonesia, terutama di tingkat awal yang belum mengizinkan menggunakan telepon seluler untuk pembelajaran digital malah memerlukan pendekatan yang inovatif, mudah, dan bermakna.

Salah satu inovasi yang digunakan oleh guru adalah Quizizz Paper Mode, sebuah fitur yang mana guru menyiapkan soal menggunakan Quizizz, dan Paper Mode yang akan dibagikan ke siswa untuk pemindahan jawaban dengan cara scan oleh guru melalui HP yang sudah digabungkan dengan Quizizz pada laptop dan ditampilkan dengan LCD.


Dalam praktiknya, guru masih memerlukan koneksi internet, laptop, dan ponsel untuk menuyusun soal, mencetak paper mode. Akan tetapi, siswa tidak membutuhkan perangkat koneksi internet untuk dapat mengikuti kuis dalam kegiatan tersebut. Mereka hanya perlu menyelesaikan soal dengan menunjukkan paper mode jawaban untuk discan oleh guru dan hasil jawaban siswa langsung terlihat pada layar.

Pendekatan ini cocok dengan situasi di sekolah dasar, di mana aturan umumnya melarang siswa membawa ponsel ke sekolah demi menjaga konsentrasi belajar dan perkembangan sosial anak.
Ketika fitur Quizizz Paper Mode diterapkan di kelas, siswa menunjukkan semangat belajar.

Mereka antusias menjawab dengan menunjukkan paper mode dan menantikan hasil secara langsung melalui tampilan guru dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Fenomena ini menunjukkan bahwa pembelajaran digital tidak harus bergantung pada perangkat pribadi, yang paling penting adalah cara pengalaman belajar disusun agar siswa merasa terlibat, dihargai, dan memperoleh tantangan.


Tulisan ini menghadirkan sudut pandang berbeda mengenai arti pembelajaran digital melalui penerapan Quizizz Paper Mode, terutama dalam lingkup pendidikan dasar dan kebijakan Merdeka Belajar yang menekankan pembelajaran yang berarti, penilaian autentik, serta penguatan motivasi intrinsik siswa.


1. Makna Pembelajaran Digital dalam Konteks Sekolah Dasar


Pembelajaran digital kerap dipahami sebagai pemanfaatan alat elektronik oleh siswa secara langsung. Quizizz Paper Mode memberikan inovasi pembelajaran digital yang lebih luwes dan sesuai dengan kebutuhan siswa SD.

Model ini dapat mengatasi tantangan digitalisasi di tingkat SD yang belum mendukung penggunaan HP secara bebas. Konsep ini sejalan dengan Kemendikbudristek tentang prinsip Merdeka Belajar yang menekankan fleksibilitas, makna, dan penyesuaian teknologi berdasarkan konteks sekolah.


Pembelajaran digital dapat dimaknai sebagai kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, kualitas penilaian, dan pengalaman belajar tanpa mengabaikan kebutuhan perkembangan anak. Pembelajaran digital tidak selalu berarti “siswa menggunakan perangkat”, tetapi bagaimana teknologi dapat mendukung terciptanya proses pembelajaran


2. Quizizz Paper Mode dan Antusias Belajar Siswa


Pengalaman menggunakan Quizizz Paper Mode merubah suasana kelas menjadi sangat aktif dan penuh energi. Siswa merasa seperti mengikuti permainan, bukan sekedar tes.

Mereka membaca cepat dan menjawab dengan menunjukkan Paper Mode. Menantikan hasil dari scan barcode oleh guru yang tampil pada layar, siswa merasakan atmosfer kompetisi yang positif, sekaligus menerima umpan balik secara langsung.


Fenomena ini menunjukkan bahwa siswa SD tidak memerlukan teknologi canggih untuk merasakan manfaat digitalisasi pembelajaran dan menjadi momentum kegembiraan. Siswa merasa punya peran dalam proses belajar. Hal ini mendukung pandangan bahwa kunci efektivitas teknologi pendidikan terletak pada keterlibatan emosional dan kognitif siswa, bukan pada kecanggihan perangkatnya.


3. Menguatkan Peran Guru dan Arah Kebijakan Pembelajaran.


Quizizz Paper Mode memberi peluang bagi guru untuk melaksanakan asesmen autentik secara lebih efisien. Guru dapat memperoleh data hasil belajar dalam waktu singkat setelah proses scan paper mode yang ditunjukkan oleh siswa, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan belaajr, seta merancang tindak lanjut pembelajaran yang lebih tepat sasaran.


Paper Mode memperkuat peran guru sebagai fasilitator, perancang pembelajaran, dan pengolah data belajar.

Teknologi tidak menggantikan guru, tetapi membantu guru lebih aktif. Kegiatan ini tetap mengakomodasi kebutuhan perkembangan siswa SD yang memerlukan kegiatan interaksi sosial dan pembelajaran berbasis pengalaman langsung. 


Quizizz Paper Mode memberikan makna baru terhadap pembelajaran digital di sekolah dasar. Fitur ini menunjukkan bahwa teknologi dapat diintegrasikan secara strategis tanpa mengharuskan siswa membawa gawai, sekaligus tetap memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, menantang, dan relevan.


Paper Mode memberikan kegembiraan siswa mengikuti kuis digital sambal tetap mematuhi aturan sekolah. Bagi guru, fitur ini mempermudah proses asesmen, menyediakan data yang akurat, dan mendukung prinsip asesmen autentik dalam Kurikulum Merdeka.


Tulisan ini menyimpulkan bahwa digitalisasi pembelajaran seharusnya bersifat adaptif, humanis, dan berfokus pada kebutuhan siswa.

Quizizz Paper Mode menjadi contoh pembelajaran digital bukan tentang kecanggihan perangkat, tetapi tentang bagaiamna teknologi dimanfaatkan untuk menciptakan proses belajar yang lebih bermakna dan memerdekakan.

Editor :