klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Prevalensi Stunting Turun Drastis, Ketua TPPS Lamongan Ajak Tertib Data untuk Penanganan Tepat Sasaran

avatar Rozy
  • URL berhasil dicopy
Mas Dirham saat membuka rapat evaluasi dan pelaporan TPPS Kabupaten Lamongan, Kamis (6/11).
Mas Dirham saat membuka rapat evaluasi dan pelaporan TPPS Kabupaten Lamongan, Kamis (6/11).

KLIKJATIM.Com | Lamongan – Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Lamongan, Dirham Akbar Aksara, mengajak seluruh jajaran TPPS Kabupaten Lamongan untuk tertib dan aktif memperbarui data. Langkah ini dinilai krusial agar penanganan dan pencegahan stunting di Kota Soto dapat berlangsung tepat sasaran.

Pembaharuan data diperlukan untuk berbagai tujuan strategis, antara lain: mengetahui ketimpangan geografis, mengefektifkan intervensi, mengatasi masalah multidimensi, serta menjadi dasar pemantauan dan evaluasi program.

Wakil Bupati Lamongan yang akrab disapa Mas Dirham ini menekankan bahwa faktor stunting tidak hanya terkait gizi, tetapi juga faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berbeda-beda di setiap daerah. Data yang detail dipastikan dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab stunting secara spesifik.

"Prevalensi stunting Lamongan terbaik nomor 2 di Jawa Timur. Untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian tersebut, tertib dan pemberdayaan data sangat diperlukan. Karena pada momen, wilayah, dan kondisi yang berbeda bisa menjadi salah satu faktor penyebab stunting," tutur Mas Dirham saat membuka rapat evaluasi dan pelaporan TPPS Kabupaten Lamongan, Kamis (6/11) di Aula Gadjah Mada Pemkab Lt.7.

Komitmen terhadap data dan intervensi yang tepat telah membuahkan hasil signifikan. Prevalensi stunting di Kabupaten Lamongan tercatat terus mengalami penurunan drastis. Dimana tahun 2022 sebanyak 27,5 persen, tahun 2023 sebanyak 9,4 persen, sementara tahun 2024 sebanyak 6,9 persen. 

Capaian ini didukung oleh berbagai program inovasi, salah satunya adalah program kolaborasi Pemkab Lamongan bersama TP PKK Kabupaten Lamongan, yaitu 1-10-100.

Program 1-10-100 mengatasi stunting dengan memberikan paket makanan untuk anak balita berisiko dan paket susu untuk ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) selama 100 hari. Untuk memastikan ketepatan sasaran dan efektivitas intervensi, program ini melibatkan pemantauan rutin melalui posyandu setiap dua minggu, sehingga bantuan dapat dievaluasi perkembangannya.

Editor :