KLIKJATIM.Com | Gresik – Sengatan terik panas matahari begitu terasa di kulit, Rabu (29/4/2020) siang. Aktivitas kendaraan yang berlalu lalang di sepanjang jalan perkotaan Kabupaten Gresik pun terlihat berbeda dengan hari-hari biasanya. Kini, tampak cukup lengang.
Terlebih sekarang diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dimulai sejak Selasa (28/4/2020) kemarin. Semua orang dianjurkan tetap di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, atau coronavirus disease 2019 (Covid-19). Pemandangan pergerakan manusia di kota juga langsung berbeda. Tidak seperti biasanya. Kondisi sekarang tampak lebih sepi.
Di Terminal Lyn Bunder, Kabupaten Gresik misalnya. Tak banyak terlihat orang sedang berlalu lalang. Beberapa toko di kawasan terminal tutup. Hanya terlihat beberapa angkutan kota (angkot) berjejer di sisi dalam terminal menunggu giliran menarik.
[irp]
Para sopir pun duduk termenung di bawah pohon sambil menunggu kedatangan penumpang masuk ke angkot. Hingga berjam-jam lamanya. “Sejak pandemi sampai PSBB ini sudah jarang sekali penumpang. Sak durunge PSBB wis gak ono uwong, oleh uwong papat, limo wis nasib apik (Sebelum diberlakukan PSBB sudah sepi penumpang, mungkin dapat 4 atau 5 penumpang itu sudah bagus)," ujar sopir lyn jurusan pasar Duduksampeyan, Awi kepada klikjatim.com.
Kondisi sepi ini sejatinya sudah dirasakan sejak Maret lalu. Yaitu, pada awal-awal kasus corona mulai mewabah di Jawa Timur. "Tambah ke sini (April) malah tambah turun. Seminggu yang lalu masih bisa mendapatkan keuntungan Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu. Tapi sekarang hanya Rp 30 ribu, itu masih separoan sama juragan," katanya dengan nada lirih.
“Terkadang tidak mendapatkan penumpang sama sekali karena sudah dibawa sama (Lyn) yang sudah jalan dan antre lebih dulu,” lanjutnya.
[irp]
Kondisi serupa tidak hanya dirasakannya sendiri. Teman-temannya yang lain sesama sopir angkot pun merasakan nasib serupa. Matasan (55), sopir lyn jurusan Gresik-Surabaya mengaku, penghasilan yang didapatkan dari angkot saat ini malah tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
"Bukan cuma menurun, tapi buat makan saja tidak cukup. Biasanya rata-rata setiap hari Rp 50 ribu, itu sudah selesai setor dan bensin. Tapi sekarang buat beli bensin saja gak cukup," keluhnya.
Menurutnya, setoran kepada juragan adalah wajib walaupun menggunakan mobil sendiri. "Walaupun pakai mobil sendiri tetap sama saja. Kalau hasil Rp 50 ribu sudah dipotong bensin, tapi itu belum setorannya Rp 50 ribu," terangnya.
[irp]
Ali (60), sopir lyn antar Gresik Kota juga mengeluhkan penghasilan yang menurun. Selama pandemi ini penghasilan yang didapatkan hanya antara Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu.
"Jadi rinciannya Rp 70 ribu itu kotor, Rp 50 ribu untuk bensin dan Rp 20 ribu untuk makan dan lainnya. Untuk setor seadanya saja, kala situasi begini ya kadang gak dapat untung sekali," ungkapnya.
"Sebelum corona biasanya bisa bawa pulang Rp 50 ribu. Tapi dengan situasi yang seperti ini juga tidak ada bantuan sama sekali," tambahnya. (nul)
Editor : Redaksi