klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Kebacut, Alat Seismik Pemantau Gunung Kelud Dicuri

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Kondisi ruangan tempat peralatan seismik pemantau Gunung Kelud yang hilang dicuri orang tidak bertanggung jawab
Kondisi ruangan tempat peralatan seismik pemantau Gunung Kelud yang hilang dicuri orang tidak bertanggung jawab

KLIKJATIM.Com | Kediri - Sebuah alat pemantau aktivitas vulkanik Gunung Kelud senilai Rp1,5 miliar dilaporkan hilang, diduga kuat akibat pencurian. Peristiwa ini diketahui setelah peralatan tersebut tidak lagi mengirimkan data sejak 8 September 2025.

Pengamat Gunung Kelud, Budi Prianto, menyampaikan bahwa hilangnya data dari sistem pemantauan menjadi titik awal terungkapnya kejadian tersebut. "Awalnya kami menduga gangguan teknis biasa, seperti aki lemah atau kurang sinar matahari. Tapi setelah dicek ke lokasi, ternyata alatnya sudah tidak ada," ujarnya, Rabu (10/9).

Alat yang dicuri terletak di wilayah Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Menurut Budi, titik tersebut berada di jalur pendakian dan relatif sulit dijangkau masyarakat umum. “Hanya orang yang biasa mendaki atau sudah mengenal medan yang bisa sampai ke lokasi itu,” jelasnya.

Barang-barang yang dilaporkan hilang antara lain enam unit aki, penangkal petir, alat Seismik Broadband Certimus beserta kabel-kabel pendukung lainnya. Alat ini berfungsi untuk merekam getaran gempa dan memantau pergeseran tanah (deformasi), yang sangat penting dalam memantau aktivitas Gunung Kelud.

Pihak pengamatan gunung mengaku sangat menyayangkan kejadian ini, terlebih karena lokasi pemasangan sudah dilengkapi papan peringatan dan pagar pengaman. "Sudah ada tulisan peringatan bahwa alat ini untuk pemantauan gunung dan jika dirusak atau diambil bisa dikenai sanksi denda Rp500 juta dan hukuman lima tahun penjara,” tegas Budi.

Insiden pencurian ini merupakan yang pertama kali terjadi sejak alat pemantauan tersebut dipasang setahun lalu. Budi menambahkan, hilangnya alat tidak hanya berdampak pada kerugian materiil, tetapi juga mengganggu sistem pengawasan Gunung Kelud secara keseluruhan.

“Data pemantauan yang hilang ini sangat berharga bagi mitigasi bencana. Kami sudah melaporkannya ke PVMBG di Bandung dan juga ke Polsek Gandusari, Blitar,” katanya.

Saat ini, terdapat sembilan titik pemantauan Gunung Kelud yang tersebar di berbagai lokasi, termasuk Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang. Dua titik lainnya yang juga baru dipasang setahun terakhir berada di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, dan Desa Besowo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.

Pihak terkait berharap agar pelaku segera tertangkap dan kejadian serupa tidak terulang, mengingat pentingnya alat-alat tersebut dalam menjaga keselamatan masyarakat di sekitar Gunung Kelud. (ris)

Editor :