klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Pemdes Manyar Sidorukun Fokus Tekan Stunting Lewat Edukasi dan Gizi Seimbang

avatar Abdul Aziz Qomar
  • URL berhasil dicopy
Penyaluran bahan pangan bergizi untuk anak-anak di Desa Manyar Sidorukun (Dok/Klikjatim.com)
Penyaluran bahan pangan bergizi untuk anak-anak di Desa Manyar Sidorukun (Dok/Klikjatim.com)

KLIKAJATIM.Com | Gresik – Pemerintah Desa Manyar Sidorukun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, terus memprioritaskan program pencegahan dan penanganan stunting. Langkah tersebut diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang dijalankan secara berkesinambungan, baik tahun ini maupun pada tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Desa Manyar Sidorukun, Su’udin, menjelaskan pihaknya bersama bidan desa dan kader posyandu aktif memberikan edukasi kepada keluarga muda, terutama pasangan yang baru menikah atau akan menikah.

“Dalam APBDesa, kami sudah mengalokasikan anggaran khusus untuk pencegahan stunting dan penanganan balita yang masuk kategori prevalensi stunting,” ungkap Su’udin.

Program tersebut, lanjutnya, mencakup pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dengan 40 sambungan rumah tangga, serta pembangunan septic tank senilai Rp7 juta per rumah tangga. Menurut Su’udin, langkah ini penting karena pencegahan stunting harus dimulai dari perilaku hidup bersih dan sehat.

Baca juga: Ratusan Anak Yatim Piatu Terima Bantuan Bahan Pokok dari LPS dan Cargill

[caption id="attachment_154102" align="alignnone" width="300"] Bidan Desa Manyar Sidorukun dan Kader Posyandu melakukan pemantauan kesehatan dan pertumbuhan anak (Dok)[/caption]

Selain itu, posyandu rutin digelar setiap pekan untuk pemantauan kesehatan ibu dan anak, termasuk penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Bagi anak yang terindikasi stunting, pemerintah desa memberikan bantuan pangan bergizi berupa beras, daging, buah, dan susu sesuai standar gizi seimbang, serta pendampingan intensif sampai pertumbuhannya ideal.

“Tahun ini ada 13 anak yang mendapatkan tambahan pangan dan pendampingan intensif. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2024 yang tercatat 16 anak. Setiap bulan kami evaluasi, jika pertumbuhan mereka sudah ideal, maka pendampingan bisa dihentikan,” jelasnya.

Upaya ini juga diperkuat dengan kolaborasi bersama pemerintah daerah dan pihak swasta, terutama dalam pelatihan kader posyandu agar lebih optimal mendampingi keluarga yang berisiko stunting.

"Pihak ketiga atau swasta ini juga mensupport mendampingi ibu hamil dan menyusui," sambung dia. (qom)

Editor :