KLIKJATIM.Com | Jember – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Republik Indonesia, Sudaryono, memaparkan sejumlah strategi untuk mewujudkan swasembada pangan nasional dan menghentikan ketergantungan impor terhadap komoditas pangan seperti beras, jagung, dan garam konsumsi. Paparan ini disampaikannya saat diwawancarai wartawan di sela kunjungannya selama dua hari di Jember, Kamis-Jumat, 10-11 Juli 2025.
Sudaryono menegaskan bahwa pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menargetkan swasembada pangan dengan pendekatan peningkatan produksi, optimalisasi lahan pertanian, serta peningkatan kesejahteraan petani.
“Kami optimistis bisa mewujudkan swasembada pangan dengan cara meningkatkan produksi, mengoptimalkan lahan pertanian, dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Sudaryono saat menghadiri panen raya di Desa Sukamakmur, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat (11/7/2025).
Baca Juga : Keponakan 12 Tahun Diduga Jadi Korban Rudapaksa Paman Kandung Selama 3 Tahun di Jember
Menurut Sudaryono, untuk meningkatkan produktivitas pertanian, diperlukan dukungan bibit unggul, perbaikan saluran irigasi, serta penyediaan pupuk yang memadai.
“Kalau satu hektare bisa menghasilkan lebih banyak, maka bibit bagus, irigasi, pupuk dan semua kebutuhan petani harus dipenuhi. Alhamdulillah sekarang sudah dipenuhi oleh pemerintah supaya petani bisa bekerja lebih nyaman,” jelasnya.
Ia menyoroti potensi Kabupaten Jember yang memiliki sekitar 6.000 hektare sawah tadah hujan yang masih bisa dioptimalkan agar mampu panen lebih dari satu kali dalam setahun. “Kalau selama ini hanya ditanami sekali, bagaimana caranya bisa panen dua kali, bahkan tiga kali,” tambahnya.
Baca Juga : Viral, Bupati Jember Semprot Pejabat PT KAI Soal Jalan Rusak di Perlintasan Rel
Terkait pentingnya swasembada pangan sebagai fokus pemerintah, Wamentan menyebut bahwa ketergantungan terhadap impor menjadi ancaman bagi ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, pemerintah mendorong petani untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri secara mandiri.
“Kita tidak mau rakyat bisa produksi, tapi malah bergantung pada impor. Kalau kita stop impor, berarti petani harus bisa menanam dan panen sendiri, lalu bisa sejahtera. Itu yang kita harapkan,” tegasnya.
Pria yang juga kader Gerindra ini menilai Kabupaten Jember memiliki potensi besar dalam mendukung swasembada, baik dari sisi sumber daya alam maupun dukungan pemerintah daerah.
Baca Juga : Jelang Pengesahan Anggota Baru, Polres Jember Kerahkan 390 Personel Amankan Gelaran PSHT
“Jember ini potensinya besar. Bupatinya muda dan visioner, koordinasi dengan pusat juga lebih mudah. Jawa Timur ini lumbung pangan, juara dalam produksi beras, jagung, gula, dan tembakau,” ujarnya.
Lebih lanjut terkait potensi pertanian di bidang tembakau yang menjadi keunggulan Jember, Sudaryono menyatakan masih melakukan peninjauan. Ia mendorong adanya investasi dan pembangunan industri pengolahan tembakau di daerah agar hasil panen dapat terserap maksimal.
“Tembakau Jember ini kualitasnya unik dan bagus, didukung oleh kondisi tanah dan geografis yang ideal. Maka ke depan, selain mendatangkan investor, juga dibutuhkan industri agar tembakau terserap,” katanya.
Baca Juga : Dari Isu Pribadi ke Strategi Ekonomi, Menteri Maman Ajak HIPMI Jember Rangkul UMKM Naik Kelas
Ia menegaskan, berbeda dengan komoditas seperti beras dan jagung, tembakau memerlukan sistem industri yang mendukung. "Karena jika tidak, panen justru bisa menimbulkan kesulitan distribusi," tandasnya.
Wamentan RI Sudaryono dalam kunjungan kerjanya di Jember selama dua hari memiliki agenda padat. Pada Kamis (10/7/2025) malam, ia hadir dalam acara dialog dan bertemu dengan kelompok petani serta pelaku pertanian tebu yang bertempat di Arum Sabil City Forest.
Pada Jumat (11/7/2025), agendanya dilanjutkan dengan mengikuti panen raya dan sarasehan di Desa Sukamakmur, Kecamatan Ajung. Selanjutnya, ia dijadwalkan tur ke Pusat Penelitian Kopi Kakao Indonesia, dan menghadiri Apel Kebangsaan Sholawat Tani serta bertemu kelompok tani dan petugas penyuluh lapang di Lapangan Desa Mangaran. (yud)
Editor : Muhammad Hatta