KLIKJATIM.Com | Jember – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember menggelar audiensi dengan manajemen PT Imasco terkait pemanfaatan tambang batu kapur dan dampaknya terhadap infrastruktur serta perekonomian daerah. Pertemuan ini berlangsung di Pabrik Semen PT Imasco, Kecamatan Puger, Jember, pada Kamis 30 Januari 2025.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Pelaksana Tugas Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jember Harry Agustriono, Kepala Satpol PP Bambang Saputro, serta Kabid Jalan dan Drainase DPU BMSDA Jember, Ketang.
Menurut Harry, kunjungan ini bertujuan untuk meminta data terkait pengelolaan tambang kapur serta memastikan transparansi perusahaan dalam operasionalnya. Selain itu, pertemuan ini juga membahas komitmen PT Imasco dalam menangani polemik kerusakan jalan di wilayah Jember Selatan.
"Kami beraudiensi dengan PT Imasco untuk meminta data yang akan menjadi dasar kebijakan pemerintah daerah dalam pemanfaatan kerja sama yang telah berlangsung selama ini," ujar Harry, Jumat (31/1/2025).
Dalam pertemuan tersebut, pihak PT Imasco diwakili langsung oleh jajaran manajemen perusahaan. Harry menyebut bahwa PT Imasco berkomitmen untuk menyesuaikan kebijakan mereka dengan regulasi yang berlaku, termasuk Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur tahun 2024 mengenai harga patokan penjualan batu kapur, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2024 tentang perubahan pedoman pengelolaan barang milik daerah.
"Termasuk juga terkait rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)," tambahnya.
Harry juga menyinggung kesepakatan yang pernah dibahas di Pendapa Wahyawibawagraha pada Senin (13/1/2025), terkait pembatasan operasional truk bermuatan lebih dari 15 ton yang melintasi Desa Kasiyan Timur, Kecamatan Puger.
"Kami memahami bahwa kesepakatan ini berdampak pada operasional PT Imasco, yang menyebabkan sebagian pekerja tidak bisa bekerja sejak 15 Januari 2025," ungkapnya.
Harry berharap ada solusi terhadap kendala ini, mengingat PT Imasco telah mematuhi kesepakatan tersebut, meskipun hal itu menghambat pasokan bahan baku seperti silika dari Tuban dan batu bara dari Pelabuhan Probolinggo.
"Kami mencari solusi bersama. Ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar kebijakan pemanfaatan tambang lebih baik untuk masyarakat, pemerintah daerah, dan investor," tambahnya.
Menanggapi hal ini, Humas PT Imasco, Fendy, membenarkan bahwa pabrik mereka telah menghentikan aktivitas produksi sejak 15 Januari 2025 dan sepenuhnya menutup operasional pada 27 Januari 2025.
"Kami sudah tidak lagi melakukan produksi sejak 15 Januari lalu. Penutupan aktivitas sepenuhnya dilakukan pada 27 Januari," ujar Fendy.
"Jika masih ada semen yang keluar, itu hanya sisa produksi yang ada. Distribusinya pun terbatas di wilayah Jember, Lumajang, Bondowoso, dan sekitarnya," pungkasnya. (qom)
Editor : Muhammad Hatta