klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Dorong Produktivitas Pertanian di Rembang, SIG Bentuk Klaster Jagung

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Bupati Rembang, Abdul Hafidz (ketiga kiri), General Manager of CSR SIG, Edy Saraya (kedua kiri) melihat produk olahan jagung UMKM binaan Rumah BUMN SIG di Rembang Jawa Tengah. (Ist/SIG)
Bupati Rembang, Abdul Hafidz (ketiga kiri), General Manager of CSR SIG, Edy Saraya (kedua kiri) melihat produk olahan jagung UMKM binaan Rumah BUMN SIG di Rembang Jawa Tengah. (Ist/SIG)

KLIKJATIM.Com | Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) ikut mendorong peningkatan produktivitas petani jagung di wilayah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Jateng). Salah satu upayanya dengan membentuk “klaster jagung” di Kecamatan Gunem, Bulu, Pamotan dan Sedan.

Hal ini selaras dengan arahan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, agar BUMN yang ada di setiap kabupaten melakukan klasterisasi potensi daerah. Pembentukan “Klaster Jagung” untuk Kecamatan Gunem, Bulu, Pamotan dan Sedan ini secara simbolis dilaunching oleh SVP of Supporting SIG, Muchamad Supriyadi bersama Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati dan Bupati Rembang, Abdul Hafidz di Rumah BUMN, Rembang pada Kamis (21/7/2022).

SVP of Supporting SIG, Muchamad Supriyadi menjelaskan alasan dipilihnya pembentukan klaster jagung karena potensi jagung di Kabupaten Rembang cukup besar. “Tanaman jagung memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain biji, batang dan daun yang dapat dimanfaatkan, bonggol jagung juga dapat digunakan untuk bahan bakar alternatif pengganti batu bara pada pabrik semen. Karena itu SIG berharap UMKM di Rembang yang memiliki lahan dan tanaman jagung dapat lebih dioptimalkan guna menambah penghasilan para petani,” kata Muchamad Supriyadi dalam siaran persnya.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati berharap dengan terbentuknya klaster jagung di Rembang dapat memenuhi kebutuhan pasar. “Selain itu membantu supply chain, sehingga hasil UMKM dapat memasok industri hilir. Karena selama ini UMKM dapat memproduksi, namun kesulitan dalam hal pemasarannya karena belum memiliki pembeli," urainya.

"Nantinya dengan pembentukan klaster ini dapat lebih mudah menentukan dan mendapatkan pasar,” harap Ema Rachmawati.

Sementara itu, Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyampaikan bahwa pembentukan klaster jagung ini menjadi trigger yang bisa membanggakan bagi petani jagung di Rembang. Berdasarkan keluhan petani, mereka tidak memiliki kekuatan dan otoritas.

Sehingga ketika panen, banyak harga akan jatuh. Dan sebaliknya saat produksi kurang, maka harga akan naik. Diakui bahwa hal itu sudah menjadi ilmu ekonomi.

Namun dengan adanya klaster ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi para petani, mulai proses hulu hingga hilir pertanian jagung. Apalagi Kabupaten Rembang memiliki potensi pertanian yang besar. Salah satunya adalah tanaman jagung.

Hanya saja, faktanya petani jagung rata-rata masih menggunakan teknik konvensional di dalam prosesnya. Sehingga hasil panen memiliki harga yang tidak stabil dan cenderung murah.

Selain itu, tantangan yang dihadapi adanya limbah janggel jagung yang menjadi masalah dan tidak bernilai ekonomis. Nah, pembentukan klaster jagung ini untuk memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi petani tersebut.

Yaitu salah satunya dengan melakukan inovasi melalui modernisasi proses panen, yang selama ini memanfaatkan panas matahari. Kemudian akan beralih menggunakan mesin pengering, sehingga total kandungan air sesuai kebutuhan standar industri pakan dan harga jagung tinggi serta stabil.

Selain itu, adanya keragaman pengolahan biji jagung menjadi alternatif produk turunan seperti aneka olahan jagung berupa makanan maupun kerajinan. Petani jagung juga bisa membuat silase dari tanaman jagung usia 60 hari untuk menjadi pakan ternak.

"Bahkan limbah bonggol jagung juga dapat dimanfaatkan menjadi bahan alternatif bahan bakar alternatif di Pabrik Semen," tandas Bupati Rembang. (nul)

Editor :