KLIKJATIM.Com | Ponorogo - Peternak sapi perah di Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo membuang ratusan liter susu setiap hari. Pasalnya, hewan ternak di desa setempat terkena gejala mirip dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Seperti yang dialami oleh sapi milik Ambar Suyanto. Ada tiga sapi yang mengalami gejala PMK seperti mulut mengeluarkan lendir dan kaki mengalami bengkak.
Akibatnya, sapi menjadi malas untuk makan dan sebagian sapi mengalami kesulitan untuk berdiri. Hal tersebut terjadi mulai Kamis (26/5/2022) lalu. "Saya periksakan ke dokter hewan dan sudah diambil sampel darahnya. Saat ini masih menunggu hasil apakah benar terkena PMK,” ujar Ambar.
Ambar menuturkan, dirinya saat ini hanya mengandalkan obat dari dokter hewan dan memberikan antiobitik seadanya. Meski begitu, tapi sejumlah sapi yang sehat juga harus diberikan obat agar tidak tertular oleh sapi yang saat ini tersuspek PMK.
Rata-rata peternak di Pudak memiliki lebih dari lima ekor sapi. Sedangkan untuk suntik antibiotik sampai sembuh bisa menghabiskan Rp2 juta per sapi.
Tidak berhenti di situ. Ambar dan peternak lain di Kecamatan Pudak yang terkena PMK dibuat pusing ketika susu sapi perahnya tidak bisa dijual. Pasalnya terkontaminasi oleh antibiotik untuk mengobati gejala PMK tersebut.
Menurutnya, setiap hari harus membuang 200 liter susu sapi. Sehingga tidak bisa dikonsumsi dan tidak diterima oleh pabrik susu.
Dia harus menanggung kerugian hingga ratusan ribu ketika ratusan liter susu sapi tersebut dibuang. “Praktis sejak Kamis lalu, saya tidak ada pemasukan. Sementara sapi harus terus diberi obat dan beri pakan,” tegasnya.
"Harapannya ada bantuan obat-obatan dari pemerintah agar bisa meringankan beban peternak sapi," pungkasnya. (nul)
Editor : Fauzy Ahmad-klikjatim.com