klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Proyek Migas JTB Harapan Bagi Industri di Jawa Timur

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto

KLIKJATIM.Com | Surabaya - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus memantau progres proyek Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dioperatori PT Pertamina EP Cepu (PEPC). Kegiatan migas di Bojonegoro ini diharapkan bisa membantu pasokan gas untuk industri di Jawa Timur.Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa Bali dan Nusa Tenggara Nurwahidi kepada wartawan menjelaskan, proyek JTB sudah ditunggu oleh berbagai pihak khususnya industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang saat ini mengalami kekurangan pasokan gas sehingga ekspansi dan peningkatan kapasitas produksi industri pengguna gas di wilayah tersebut belum dapat dilakukan.

[irp]Pada 2019 pasokan existing untuk Jawa Timur dan Jawa Tengah sekitar 620 MMSCFD dengan permintaan mencapai sekitar 800 MMSCFD. Mengingat permintaan gas Jawa Timur dan Jawa Tengah meningkat pesat menjadi sekitar 1.100 MMSCFD di tahun 2022."Sehingga proyek JTB menjadi sangat penting dan butuh dukungan berbagai pihak agar dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien," kata Nurwahidi di sela rapat koordinasi dan evaluasi percepatan produksi yang dipimpin Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto serta dihadiri Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Sulistya Hastuti Wahyu.

[irp]Di tempat yang sama Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, berdasarkan inspeksi di lokasi dan pengawasan oleh SKK Migas minggu lalu, proyek JTB membutuhkan akselerasi pekerjaan termasuk pengaturan sumberdaya agar keterlambatan dan potensi hambatan di masa mendatang dapat ditangani. “Semua pihak yang terkait proyek JTB harus bekerja lebih keras lagi. Pihak PEPC dan Rekind sebagai kontraktor pelaksana proyek harus melakukan perbaikan untuk menjaga proyek JTB direalisasi onstream pada Juli 2021,” kata Dwi Soetjipto.Mantan Dirut PT Pertamina ini mengajak semua pihak memberikan perhatian dan menjaga proyek JTB, karena proyek ini akan memberikan dampak yang besar bagi perekonomian dan pembangunan Indonesia. Proyek JTB telah ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai Proyek Strategis Nasional Hulu Migas melalui Keppres no 56 tahun 2018. Proyek bernilai US$ 1,53 miliar ini akan menghasilkan produksi rata-rata raw gas sebesar 315 MMSCFD yang disalurkan melalui pipa transmisi Gresik-Semarang.

[irp]Menanggapi arahan SKK Migas, Direktur Hulu Pertamina, Darmawan Syamsu yang dihubungi secara terpisah mengatakan bahwa pihaknya memperhatikan arahan SKK Migas, dan akan memanggil Direksi PEPC dan Rekind untuk merespon langkah-langkah sesuai arahan SKK Migas. (nul/roh)

Editor :