klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Solar Langka, Antrean di SPBU Sidoarjo Mengular Hampir 1 KM

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Antrean truk di SPBU Jalan Arteri Baru Porong. (Satria Nugraha/klikjatim.com)
Antrean truk di SPBU Jalan Arteri Baru Porong. (Satria Nugraha/klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Sidoarjo – Kelangkaan solar bersubsidi memicu terjadinya antrean di sejumlah SPBU di Sidoarjo. Bahkan antrean panjang truk di SPBU pun tak terhindarkan. 

Seperti yang terlihat di SPBU Jalan Arteri Baru Porong. Kendaraan yang didominasi truk ini mengular sepanjang hampir 1 kilometer (KM) dari pompa SPBU sampai ke Desa Kebonagung arah Mojokerto.

Fauzi (46), sopir truk asal Tulungagung mengaku mengantre sejak subuh atau sekitar pukul 05.00 WIB. Pihaknya baru mendapatkan solar sekitar pukul 10.30 WIB.

Dia mengaku terpaksa mengantre lama karena tidak mendapatkan solar di tempat lain. "Saya dari Mojokerto mau kirim palet ke Pandaan. Sepanjang perjalanan kok tidak ada POM bensin (SPBU) yang jual solar. Padahal, jarum BBM saya sudah menipis," ucapnya, Selasa (5/4/2022).

Sementara itu Suratno (43), sopir truk asal Beji, Pasuruan ini beruntung bisa mendapatkan solar di Jalan Raya Candi dengan mudah. "Saya tadi ketar-ketir kesulitan cari solar. Eh, di sini ternyata ada dan tak perlu antre," katanya.

Yulian (43), pengurus SPBU Jalan Raya Gelam mengungkapkan bahwa kondisi stok solar saat ini sering kehabisan. Padahal, pihaknya juga sudah mengajukan permintaan yang banyak. Namun dikirimnya hanya 6 sampai 8 ton.

"Kalau ada kiriman solar, dalam sehari stok langsung habis karena banyak pengemudi yang membeli. Selama 24 jam lebih banyak melayani permintaan solar. Sehingga dalam sehari stok solar langsung habis," jelas Yulian.

Terpisah, Udin (40), pengurus SPBU di Jalan Raya Candi mengaku tidak mengetahui penyebab kelangkaan BBM jenis solar. "Yang jelas pengiriman tidak seperti sebelumnya, selalu telat," imbuhnya. 

Menurut informasi yang dihimpun, kelangkaan solar dipicu disparitas atau perbedaan harga antara solar bersubsidi dan tidak. Karena kenaikan harga solar tanpa subsidi yang cukup tinggi sehingga membuat industri beralih ke solar subsidi. (nul)

Editor :