klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Perenang Surabaya Borong Penghargaan Malam Anugerah Atlet

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Surabaya - Atlet renang Surabaya, Adinda Larasati Dewi Kirana mendapat penghargaan atlet terbaik dari KONI Surabaya setelah tampil luar biasa pada PON XX/2021 di Papua. Pada hajatan olahraga terbesar di Indonesia itu dia berhasil merebut delapan emas dan satu perak.

Hebatnya, Dinda sapaan lekatnya, memecahkan dua rekor PON. Dua rekor itu masing-masing didapat dari nomor 800 meter gaya bebas perorangan putri dengan catatan waktu 8 menit 59,78 detik. Catatan itu mematahkan rekor milik Raina Saumi pada PON XVIII/2012 di Pekanbaru, Riau dengan catatan waktu 9 menit 01,98 detik.

Satu rekor lagi adalah nomor 100 meter gaya kupu-kupu perorangan putri. Di nomor ini dia mengoleksi waktu 1 menit 01,65 detik, untuk mematahkan rekor Angel Gabreilla Yus yang mencatat waktu 1 menit 01,66 detik di PON XIX/2016 di Bandung, Jawa Barat.

Sementara enam emas lainnya didapatkan dari nomor 4x100 meter gaya bebas estafet putri, 4x100 meter gaya ganti estafet putri, 4x200 gaya bebas estafet putri, dan renang perairan terbuka nomor 10 km putri.

“Tentu saya sangat senang dengan penghargaan yang diberikan KONI Surabaya. Target berikutya adalah, saya berharap bisa mengikuti Olimpiade 2024,” katanya saat dijumpai di Gedung KONI Surabaya, Minggu (20/2/2022), sore.

Sementara itu, Ketua KONI Surabaya Hoslih Abdullah menjelaskan bahwa Adinda Larasari akan mendapat penghargaan pada Malam Anugerah Atlet (MAO). Penghargaan itu akan diberikan pada Selasa 22 Februari di Gedung Sawunggaling, Lantai VI Surabaya.

“MAO merupakan agenda tahunan yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19. Tahun ini merupakan pelaksanaan kedua, dan nantinya dibarengkan dengan pelantikan pengurus KONI Surabaya,” terangnya.

Ketua Pelaksana MAO, Arif Sosiawan menjelaskan bahwa parameter yang digunakan penilaian adalah kejuaraan sepanjang 2021. Sementara PON XX/2021 merupakan ajang tertinggi pada hajatan olahraga nasional.

“Tahun lalu tidak banyak agenda olahraga, baik kejurnas hingga level internasional yang diikuti atlet asal Surabaya. Satu-satunya penilaian melalui PON,” jelas Wawan, sapaannya.

Karina tampil sebagai atlet terbaik dalam MAO setelah menyisihkan beberapa kandidat yang meliputi Fatchur Roji (atlet panjat tebing), Diananda Choirunisa (panahan), Janis Rosalita Suprianto (selam), dan Gladies Larisa (loncat indah). Dalam ajang ini Karina juga merebut penghargaan sebagai atlet peraih kategori pemecah rekor.

“MAO juga memberikan penghargaan kepada pelatih terbaik, pemecah rekor, lifetime achievement dan pembina olahraga. Untuk pembina olahraga kami berikan kepada mantan-mantan Ketua Umum KONI Surabaya,” pungkas Wawan. (arif)

Editor :