KLIKJATIM.Com | Surabaya - Penyaluran kredit UMKM di Jatim menjadi yang terbesar secara nasional dalam tiga tahun terakhir, sejak 2019 lalu. Ini menjadi bukti bahwa Pemprov Jatim tak main-main memberikan perhatiannya pada UMKM, agar terus naik kelas.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun mengklaim jika hal tersebut menjadi bukti kongkrit keseriusan upaya dan perhatian pemerintah agar UMKM Jatim bisa bertahan di masa pandemi Covid-19.
"Selama menjalankan amanah memimpin Jatim kami memiliki semangat nawa bhakti satya, yang di dalamnya ada program Jatim Berdaya, Jatim Akses dan Jatim Sejahtera. Kredit yang diberikan bagi UMKM ini harapannya menjadi sokongan bantuan pembiayaan dan pendampingan serta pemberdayaan, agar UMKM kita tak hanya bisa bertahan di tengah gempuran pandemi tapi juga naik kelas," jelas Khofifah, Rabu (16/2/2022).
Khofifah memaparkan, dengan nominal kredit di atas, pangsa kredit untuk UMKM di Jatim terus meningkat dalam tiga tahun belakangan. Tahun 2019, pangsa kredit untuk UMKM di Jatim adalah 27,1 persen, kemudian meningkat di tahun 2020 menjadi 28,9 persen, dan di 2021 meningkat menjadikan 31,0 persen.
Wujud Pemprov Jatim yang sangat pro UMKM naik kelas juga dilakukan dalam bentuk penyediaan instrumen ekosistem pembedayaan UMKM melalui program inovasi Rumah Kurasi oleh Bank Indonesia dan pondok kurasi oleh Disperindag Jatim. Total saat ini ada 318 produk UMKM yang berhasil dikurasi lewat Rumah Kurasi.
"Menggeliatkan UMKM sangat penting bagi Jawa Timur. Karena UMKM menyumbang 57,25 persen PDRB Jawa Timur. Dan sektor ini sangat tangguh saat kita diterpa pandemi dan UMKM terbukti menyerap 97 persen dari total tenaga kerja," tegasnya.
Adapun penyaluran kredit UMKM Jatim secara detail, pada 2019 nominal kredit UMKM tembus di angka Rp 159,9 trilliun. Kemudian pada 2020, nominal kredit UMKM di Jatim tembus di angka Rp 159,5 trilliun. Lalu, pada 2021 nominal angka kredit UMKM di Jatim meningkat di angka Rp 180,1 triliun. (bro)
Editor : Redaksi