klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Dipicu Kelangkaan Minyak Goreng, Inflasi Jawa Timur Januari 2022 Mencapai 0,46 Persen

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Inflasi Jatim pada Januari 2022 mencapai 0,46 persen yang salahsatunya dipicu kelangkaan minyak goreng
Inflasi Jatim pada Januari 2022 mencapai 0,46 persen yang salahsatunya dipicu kelangkaan minyak goreng

KLIKJATIM.Com | Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat, wilayah setempat mengalami inflasi sebesar 0,46 persen pada Januari 2022, yaitu dari 107,26 menjadi 107,75. Hal ini didorong beberapa kelompok pengeluaran, seperti minyak goreng, beras, rokok dan tomat. 

Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan dalam siaran virtualnya kepada wartawan, Rabu mengatakan tingkat inflasi tahun kalender Januari 2022 tercatat sebesar 0,46 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 2,60 persen. 

"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang cukup tinggi, yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Dari sebelas kelompok pengeluaran, sembilan di antaranya mengalami inflasi," katanya. 

Dia menjelaskan, rincian kelompok pengeluaran yang mendorong inflasi terdiri dari 10 komoditas, di antaranya beras mengalami perubahan harga naik 1,62 persen, disusul biaya tukang bukan mandor naik 2,90 persen, rokok kretek filter naik 2,54 persen, tomat naik 36,87 persen, daging ayam ras naik 2,44 persen, dan tongkol diawetkan naik 12,89 persen. 

Selain itu, biaya les privat juga mengalami perubahan harga yang naik 8,16 persen, disusul harga mobil 0,84 persen, bahan bakar rumah tangga naik 1,27 persen, dan minyak goreng naik 1,37 persen. 

"Minyak goreng dalam beberapa bulan ini mengalami harga yang tinggi sehingga pemerintah melakukan intervensi seperti menggelar operasi pasar minyak harga Rp14.000 per liter," katanya. 

Berdasarkan perhitungan angka inflasi di delapan kota dengan indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur selama Januari 2022, seluruhnya mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Malang sebesar 0,52 persen. 

Disusul Jember sebesar 0,46 persen, Probolinggo dan Surabaya masing-masing sebesar 0,45 persen, Madiun sebesar 0,44 persen, Kediri sebesar 0,43 persen, Banyuwangi sebesar 0,40 persen, Sumenep sebesar 0,24 persen. 

"Jika dibandingkan tingkat inflasi tahun ke tahun di delapan kota IHK Jawa Timur, Surabaya merupakan kota dengan inflasi tertinggi yaitu mencapai 2,79 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun ke tahun terendah adalah Banyuwangi sebesar 1,80 persen," ujarnya. 

Sementara itu, kata Dadang, laju inflasi Jatim bulan lalu masih tertahan sejumlah komoditas penyeimbang deflasi, di antaranya seperti tarif angkutan udara yang mengalami penurunan harga -2,77 persen, disusul cabai rawit -7,63 persen, cabai merah -15,47 persen, biaya administrasi transfer uang -27,6 persen. 

“Di samping itu juga ada penurunan harga pada komoditas sawi hijau yakni turun -7,38 persen, terong -7,22 persen, buah naga -14,38 persen, kacang panjang -4,62 persen, pisang -0,82 persen, dan harga kulkas turun -1,20 persen,” imbuhnya. (ris)

Editor :