klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

SMA di Sidoarjo Mulai PTM, Kantin Sekolah Wajib Tutup

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Suasana belajar kelas XII SMAN 3 Sidoarjo. (Satria Nugraha/klikjatim.com)
Suasana belajar kelas XII SMAN 3 Sidoarjo. (Satria Nugraha/klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Sidoarjo – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas 100 persen di semua jenjang pendidikan di Sidoarjo telah dimulai pada Senin (3/1/2021) lalu. Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri mengatur ketat penerapan protokol kesehatan (prokes) di lingkungan sekolah, salah satunya penutupan kantin sekolah.

Hal ini pun diterapkan di SMA 3 Sidoarjo. Kantin sekolah di Jalan Dr. Wahidin, Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo Kota, tersebut tutup sejak penerapan pembelajaran tatap muka 50 persen beberapa bulan lalu.

"Penutupan kanti ini sudah sesuai aturan SKB empat menteri agar mengurangi kontak. Sebagai gantinya, kami membuka kantin kejujuran yang menyediakan makanan dalam kemasan. Agar tidak berkerumun, pembelian diwakilkan ketua kelas," terang Kepala Sekolah SMAN 3, Ristiwi Peni, Rabu (5/1/2021).

Karena kantin tutup, lanjut dia, mayoritas siswa membawa makanan dan minuman sendiri.

Selain itu, penerapan prokes di sekolah yang dipimpinnya mulai dari gerbang sekolah berupa pengukuran suhu tubuh. Semua murid dan guru harus memakai masker.

Sarana cuci tangan tersebar di depan setiap kelas. Sedangkan di dalam kelas, tempat duduk murid diatur berjarak dan memakai sekat transparan.

"Kami telah membentuk gugus covid sekolah. Tugasnya ya menegakkan aturan prokes. Mengingatkan siapapun yang melanggar prokes," lanjut Peni.

Peni menambahkan, mulai Senin kemarin saat PTM terbatas 100 persen dimulai, pembelajaran di sekolahnya selama enam jam dengan durasi 45 menit per jam mata pelajaran.

Selanjutnya, dimulainya PTM ini disambut gembira oleh para murid SMAN 3. Salah satunya Avyka, siswi kelas XII. "Saya sangat senang bisa bertemu teman-teman. Selama dua tahun saya belajar secara daring dari rumah," ucapnya.

Meskipun demikian, Avyka merasa khawatir karena virus covid jenis baru omicron mulai merebak. 

Hal senada dikatakan Muhammad R Faathir. Dia merasa lega bertemu teman-teman sekolahnya.

"Selama dua tahun belajar daring tentu secara emosional berbeda dengan belajar di sekolah bersama guru dan teman-teman," kata dia. (nul)

Editor :