klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

BPBD Trenggalek Imbau Warga Waspada Bencana Saat Peralihan Musim

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Trenggalek - Warga di Kabupaten Trenggalek, harus mulai mewaspadai potensi bencana banjir dan tanah longsor sebagai dampak peralihan musim kemarau ke musim hujan pada akhir Oktober hingga beberapa bulan ke depan. Imbauan ini seperti yang disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

[irp]

"Kami berharap semua pihak termasuk masyarakat mulai meningkatkan kesiapsiagaan bencana, terutama daerah-daerah yang selama ini menjadi lokasi rawan bencana," kata Sekretaris BPBD Trenggalek, Tri Puspita Sari seperti dilansir antaranews.com, Sabtu (30/10/2021).

Menurutnya, selain banjir dan longsor, bencana yang kerap melanda pada saat peralihan musim juga harus diantisipasi seperti angin puting beliung. Karena beberapa daerah yang berada di dataran dan diapit perbukitan, seperti wilayah Kecamatan Durenan, Pogalan dan Gandusari terdapat beberapa desa yang kerap menjadi langganan bencana puting beliung.

Pada saat yang sama potensi banjir juga mengancam. Terutama saat turun hujan dengan intensitas curah air tinggi hingga beberapa jam yang merata di wilayah pegunungan.

Dia mengungkapkan, untuk daerah-daerah di Trenggalek yang selama ini rawan longsor ada di Kecamatan Bendungan, Dongko, Tugu, Pule, Munjungan, Panggul, dan Watulimo. Sedangkan di wilayah perkotaan Kecamatan Trenggalek, ada beberapa titik yang menjadi langganan banjir.

Jika melihat geografis Trenggalek, mayoritas daerah berpotensi terjadi bencana alam. "Untuk itu, kami terus lakukan koordinasi antar stakeholder terkait untuk melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan sesuai tugas pokok fungsi dan kewenangan. Termasuk meningkatkan koordinasi dengan BMKG," tuturnya.

Selanjutnya, pemantauan secara berkala informasi iklim dan perkembangan cuaca maupun peringatan dini cuaca ekstrem juga terus dilakukan.

Selain berkoordinasi intens, kata Pipit, BPBD Trenggalek telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Termasuk juga mengedukasi dengan gencar melalui tim reaksi cepat hingga pemasangan rambu-rambu kebencanaan.

"Kami informasikan sejak dini kepada warga untuk menjauh dari lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon mudah tumbang atau pun tepi pantai oleh TRC atau relawan PB, baik secara langsung maupun melalui medsos yang dikelola Pusdalops PB," katanya.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), peralihan musim kemarau ke musim hujan diperkirakan terjadi pada November. Sedangkan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada kisaran Januari hingga Februari 2022. (antara/nul)

Editor :