KLIKJATIM.Com | Bojonegoro--Cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini rawan jadi pemicu penyakit bagi hewan. Khususnya sapi, hewan tersebut rawan terserang penyakot bovine ephemeral fever (BEF) atau demam.
Kabid Penyakit Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro, Sugiharti S. Rahayu mengatakan, pada tahun 2019 Disnakan menemukan sebanyak 9.398 kasus penyakit yang menyerang sapi. Dari data tersebut paling banyak ditemukan penyakit bovine ephemeral fever (BEF) sebanyak 4.916.
[irp]
Selain penyakit BEF Disnakan juga menemukan penyakit radang usus (Enteritis) sebanyak 1.010, Indigisti sbanyak 626, Gudik (Scabies) sebanyak 509, Kesulitan melahirkan (Distokia) 435, ari-ari tertinggal (Retensio Secundinae) 433, penyakit lain sebanyak 396, rahim keluar sebanyak 363. penyakit Kembung (Tympani) 328, cacingan 248, radang kelenjar susu 47, radang paru 38, Milk Fever 20, radang rahim 13, infeksi mata 12 dan nanah dirahim (Pyometra) sebanyak 4.
"Banyaknya penyakit yang menyerang hewan sapi di Bojonegoro, tetapi yang paling banyak didominasi oleh penyakit BEF karena perubahan cuaca," kata Sugiharti, Senin (20/1/2020).
Sugiharti menjelaskan, dalam hal ini Disnakan bisa dikatakan sukses dalam mengobati penyakit yang menyerang hewan mamalia tersebut, lantaran hampir semua penyakit yang menyerang sapi bisa ditangani oleh petugas dan berhasil sembuh.
[irp]
Dari dampak serangan penyakit BEF yang paling signifikan menyebabkan penurunan berat badan dan produktivitas susu berkurang. Jika sudah terlihat gejala sapi terserang BEF, peternak dihimbau segara mungkin memberi obat, sehingga berat badan sapi dan produksi susu tidak mengalami penurunan tajam.
”Apabila ada keluhan terkait hewan ternak yang sakit, dihimbau segera melaporkan kepetugas untuk segera mendapatkan pertolongan,” tutup Sugiharti. (af/mkr)
Editor : M Nur Afifullah