KLIKJATIM.Com | Gresik - Tidak adanya dokter spesialis anestesi di Rumah Sakit Umar Mas'ud Bawean, yang berdampak fatal terhadap kematian bayi dalam kandungan akhirnya mendapat respon serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik. Untuk pengisian kekosongan dokter spesialis anestesi sementara, Pemda Gresik akan mengirim perawat di bidang anestesi ke Pulau Bawean.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Gresik, dr. Saifudin Ghozali mengatakan, untuk menyikapi masalah kekosongan dokter spesialis anestesi di RS Umar Mas'ud sudah dirapatkan. Hasilnya, sementara waktu sambil menunggu dokter spesialis dari Pemprov Jatim akan menugaskan perawat anestesi ke pulau terluar Kabupaten Gresik tersebut.
"Kami sudah koordinasi dengan Rumah Sakit Ibnu Sina untuk mengirim beberapa perawat anestesi ke sana (Bawean). Tentunya, mereka akan tetap di bawah pengawasan dokter spesialis anestesi dari sini (Jawa)," terang Ghozali yang juga diamini Dirut RSUD Ibnu Sina, dr. Endang Puspitowati saat mendampingi Wakil Bupati, Mohammad Qosim menjenguk pasien Ernawati, Kamis (9/1/2020).
[irp]
Penugasan tim medis keperawatan ini merupakan solusi sementara. Karena permintaan mengirim dokter spesialis anestesi yang bertugas di RSUD Ibnu Sina, juga tidak bisa dilakukan dengan pertimbangan jumlah terbatas.
Khawatirnya pelayanan di RSUD Ibnu Sina malah berdampak. Apalagi jumlah pasien di rumah sakit berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ini jauh lebih banyak.
Menurutnya, penugasan sementara ini diperkirakan hanya sampai akhir Januari. Karena awal Februari diharapkan sudah terisi dokter spesialis anestesi dari Pemprov Jatim.
[irp]
"Dari hasil rapat koordinasi dengan Pemprov kemarin, kami sudah dipastikan mendapat jatah untuk dokter spesialis anestesi yang nantinya akan ditugaskan di Rumah Sakit Umar Mas'ud Bawean," jelasnya.
Ghozali menambahkan, tujuan penugasan perawat anestesi ini untuk antisipasi ketika terjadi emergency dan memerlukan tindakan operasi. Sehingga diharapkan, kasus serupa yang menimpa pasien Ernawati (26), warga Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, tidak sampai terulang lagi.
"Yang tidak ada dokter anestesi dan anak, di sana masih ada dokter spesialis kandungan, bedah dan penyakit dalam," pungkas dokter gigi tersebut. (iz/nul)
Editor : Redaksi