klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Kekurangan Dokter Spesialis di Daerah Harus Jadi Perhatian Pemprov

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Anggota DPRD Jatim, Samwil. (ist)
Anggota DPRD Jatim, Samwil. (ist)

KLIKJATIM.Com │Surabaya – Kasus tidak adanya dokter spesialis yang mengakibatkan bayi di Pulau Bawean meninggal dalam kandungan ibunya, membuat kalangan DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) ikut angkat suara. Sebab peristiwa ini sangat memprihatinkan dan harus menjadi perhatian serius bersama.

“Kabar meninggalnya bayi dalam kandungan yang harus operasi caesar, tapi tidak tertolong karena tak ada dokter spesialis di Pulau Bawean sungguh membuat kami sangat prihatin. Sebab masalah ini berkaitan dengan kelahiran manusia dan merupakan tugas utama kita semua,” ungkap Anggota DPRD Jatim, Samwil kepada Klik Jatim, Selasa (7/1/2020).

Menurutnya, peristiwa ini harus dijadikan pelajaran bagi semua pihak. Khususnya Pemda Kabupaten Gresik dan Pemprov Jatim dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada warganya di daerah.

“Dengan adanya kejadian ini harus benar-benar disikapi dan jangan sampai terulang lagi di Jawa Timur,” harap politisi Partai Demokrat.

Samwil pun mengakui, kondisi di Jatim saat ini memang kekurangan dokter spesialis. Dan rencananya pada tahun 2020 ada perekrutan.

“Kami berharap Pemprov dalam rekrutmen pegawai agar difokuskan untuk posisi dokter spesialis dengan penempatan di daerah,” jelas pria kelahiran Bawean tersebut.

Sehingga terjadi pemerataan dokter spesialis di beberapa rumah sakit daerah, khususnya di rumah sakit yang berada di kepulauan.

“Pemprov Jatim harus bisa mengambil kebijakan jika kabupaten tidak bisa mewadahi. Jadi harus ada koordinasi antara Pemprov Jatim dengan pemerintah daerah untuk pengadaan dokter spesialis di daerah, khususnya untuk di wilayah kepulauan,” jelasnya.

Selain itu, demi terlaksananya pelayanan kesehatan secara maksimal juga harus memperhatikan kebutuhan lainnya. Utamanya kelengkapan peralatan di rumah sakit daerah.

“Perlu ada pengadaan bertahap seperti peralatan kesehatan di rumah sakit daerah. Karena bagaimanapun juga harus dipenuhi guna memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat,” tandasnya.

Perlu diketahui, pasangan suami istri (Pasutri) Ernawati dan Hamdani asal Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik telah kehilangan bayinya yang masih dalam kandungan. Hal itu terjadi diduga karena lambatnya penanganan medis di Rumah Sakit milik Pemda Gresik yang berada di Pulau Bawean, menyusul tidak adanya dokter spesialis untuk melakukan tindakan operasi. (try/roh)

Editor :