KLIKJATIM.Com | Surabaya - Wali Kota Surabaya dan Wakil Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi bersama Armudji sebagai penerus kepemimpinan Tri Rismaharini (Risma) di Pemkot Surabaya akan memiliki beban yang cukup berat. Pasalnya harapan masyarakat di Kota Pahlawan sangat tinggi terhadap kepemimpinan Eri-Armudji ke depan.
[irp]
“Harapan masyarakat kepada Mas Eri Cahyadi memang sangat tinggi. Dia digadang-gadang bisa seperti Bu Risma, bahkan lebih. Menurut saya, masalah ini jangan dijadikan beban karena apa yang dihadapi Mas Eri dengan Bu Risma berbeda,” ujar Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam.
Misalnya di masa pandemi seperti sekarang yang dibutuhkan oleh Eri dan Armudji adalah responsibilitas, lebih agresif, tanpa meninggalkan ciri khas Bu Risma. Jika di masyarakat diketahui ada masalah, maka Eri harus langsung terjun ke lapangan dan menyelesaikan masalah tersebut secepatnya.
“Selama 100 hari kerja Eri-Armudji, persentase di lapangan harus lebih banyak dibanding di kantor. Jika dipersentasekan 70 persen di lapangan, 30 persen di kantor. Semua masalah administrasi biar dilakukan oleh staf,” ujarnya.
Alasan kenapa harus banyak di lapangan, lanjut Surokim, di masa pandemi seperti sekarang masyarakat membutuhkan sentuhan seorang pemimpin langsung. Terlebih jejak 100 hari kepemimpinan akan sangat membekas di masyarakat. Soal solusi yang diberikan nanti berhasil atau tidak, sepertinya masyarakat akan bisa memahami dalam menyikapi kondisi selama masa pandemi ini.
“Selama 100 hari orang akan melihat kinerja mas Eri. Apakah sama dengan Bu Risma yang memiliki tipikal pekerja keras. Namun kerja keras saja tidak cukup untuk Mas Eri, tapi harus memiliki rasa mengayomi bahwa apa yang dirasakan masyarakat itu, Mas Eri juga bisa merasakan pula. Sehingga harus tidak ada jarak antara Mas Eri dengan masyarakat,” tuturnya.
Karena itu harus sering ke lapangan dan selalu memperhatikan penampilan. Tidak boleh berpenampilan yang formal seperti menggunakan seragam dinas. Disarankan saat di lapangan cukup memakai pakaian non formal atau pakaian sehari-hari, sehingga terkesan santai.
“Saya menilai orang Surabaya saat ini tidak membutuhkan sembako. Tapi mengayominya itu lebih penting. Memberikan semangat sambil menepuk pundak masyarakat itu lebih penting. Sebab masa pandemi ini tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri, tapi harus besama-sama. Jika sudah begitu, Mas Eri akan terkesan tidak hanya bekerja keras seperti Bu Risma, tapi juga bisa ngayomi,” tandasnya.
Sementara itu Wali Kota Surabaya terpilih, Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya akan langsung bekerja dan bersama-sama menghadapi masa pandemi ini agar masyarakat bisa terlepas dalam situasi demikian. Karena disadari bahwa pandemi ini tidak akan berakhir tanpa kebersamaan semua pihak.
“Insyallah kita bisa melewati semua ini bersama-sama. Kalau Pemkot, tokoh agama dan semua stakeholder yang ada, masyarakat mempunyai tujuan dan visi yang sama, maka dia yakin akan bisa melewati ini,” kata dia.
Dia pun mengajak kepada seluruh warga Surabaya untuk bersama-sama menyelesaikan pandemi ini. Pihaknya juga sangat optimis bisa melewati ini jika semuanya bergandeng tangan.
“Ayo kita bergandeng tangan, tidak saling menjatuhkan satu sama yang lain, tidak pernah punya pikiran lain, kita bergandeng tangan untuk Surabaya lebih baik lagi ke depannya,” pungkasnya. (nul)
Editor : Redaksi