klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Musim Hujan Banjir, Ditawari Bedah Rumah Tapi Ongkos Tukang Bayar Sendiri

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Ahmad Nadhir (kanan) saat berkunjung ke rumah nenek Sima dan Siti. (Koinul M/klikjatim.com)
Ahmad Nadhir (kanan) saat berkunjung ke rumah nenek Sima dan Siti. (Koinul M/klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com │Gresik – Keprihatinan sejumlah orang terhadap nasib dua nenek bersaudara yang tidak bisa melihat (tunanetra) asal Dusun Karang Ploso, Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, terus berdatangan. Salah satunya Wakil Bendahara PCNU Gresik, Ahmad Nadhir yang juga tergerak melangkahkan kaki ke rumah dua perempuan lansia bernama Sima (90) dan Siti (86), tadi pagi (24/10/2019).

Nuwun sewu mbah (permisi, red),” ucap Nadhir, sambil sedikit merendahkan tubuhnya saat masuk ke rumah tua yang masih terbuat dari kayu tersebut.

Pria dengan latar belakang pengusaha ini datang sembari membawa beras dan mie instans. Selain itu, dia juga memberikan uang tunai untuk kebutuhan sehari-hari.

“Mudah-mudahan mbah Sima dan mbah Siti diberikan kesehatan selalu,” harapnya.

Nadhir mengaku, sangat prihatin terhadap kondisi dua nenek tua yang hidup bersama dengan keterbatasan penglihatan ini. Dalam kondisi demikian, pemerintah seharusnya bisa hadir lebih maksimal.

Selain jaminan kesehatan dan bantuan lainnya, pemerintah juga diharapkan mengalokasikan program bedah rumah. Apalagi program tersebut diketahui sangat banyak di Kabupaten Gresik.

“Kebetulan saya juga sebagai ketua partai, jadi nanti saya akan coba berkoordinasi dengan teman-teman di dewan terkait usulan bedah rumah ini,” tandas Ketua DPC PPP Gresik.

[irp]

Ditambahkan oleh tetangga nenek Sima dan Siti, Kasman, untuk tawaran bedah rumah sejatinya pernah ada. Namun terpaksa ditolak, karena ongkos tukang dibebankan kepada pemilik rumah.

Digawe mangan wae susah, opo maneh mbayari tukang. Yo wes omah sakonoe wae (Untuk kebutuhan makan saja kekurangan, tapi disuruh bayar tukang. Ya lebih baik tidak usah, biar begini saja),” timpal mbah Siti, yang duduk di dekat Kasman.

Lalu, Kasman yang tinggal tepat di depan rumah dua nenek ini menceritakan, bahwa rumah nenek Sima dan Siti cukup memprihatinkan pada saat musim hujan tiba. Karena di wilayah desa setempat juga rawan terdampak banjir.

Apalagi, kondisi tanahnya lebih rendah dibandingkan jalan kampung. Dan kekhawatiran itu terbukti saat bencana banjir kemarin. “Jadi di dalam rumah ini penuh air. Walaupun tidak sampai merendam, tapi khawatir penghuninya (Sima dan Siti, red) terpeleset,” imbuhnya.

Tidak hanya itu saja. Dulu, dirinya juga pernah diminta untuk membetulkan genteng rumah nenek Sima dan Siti yang kondisinya banyak bocor.

“Semoga ke depannya bisa mendapatkan bantuan program bedah rumah itu, sehingga mereka berdua merasa lebih nyaman,” tuturnya.

[irp]

Secara terpisah, Kades Klampok, Darman saat dikonfirmasi menuturkan, untuk program bedah rumah dari desa memang belum menjangkaunya. Ada beberapa pertimbangan, di antaranya terkait kemampuan anggaran dan syarat administrasi yang mewajibkan pemilik rumah harus tercatat sudah berkeluarga.

Selain itu, kondisi rumah nenek Sima dan Siti masih dianggap layak dibandingkan beberapa rumah warga lainnya. “Tapi nanti akan coba kami tinjau lagi, sehingga mungkin tahun depan bisa diusulkan,” jelasnya, dengan didampingi Kepala Seksi Kesejahteraan (Kesra) Desa setempat.

Adapun kepedulian pemerintah terkait urusan kesehatan dan bantuan kemiskinan, diakui sudah tercover. Nenek Sima dan Siti adalah penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), serta memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).

“Jadi petugas Ponkesdes (Pondok Kesehatan Desa) Klampok, sudah rutin melakukan pemeriksaan lansia terhadap kesehatan nenek Sima dan Siti setiap bulan. Hasilnya, sejauh ini tidak ada keluhan serius dan tensi darah keduanya juga normal,” ungkap Darman, yang telah diamini Bidan Desa setempat, Fita. (nul/hen)

Editor :