LPG Melon di Gresik Tak Langka, Meski Sempat Ada Panic Buying

Reporter : Abdul Aziz Qomar - klikjatim.com

Kepala Diskoperindag Kabupaten Gresik Malahatul Fardah saat sidak di pangkalan LPG (Dok)

KLIKJATIM.Com | Gresik — Menjawab isu kelangkaan LPG di berbagai daerah di Jawa Timur yang sempat menjadi headline di portal-portal berita, Diskoperindag Gresik melakukan sidak ke beberapa agen yang beroperasi di Kabupaten Gresik.

Berdasarkan hasil sidak, didapati bahwa LPG di Kabupaten Gresik tidak sampai terjadi kelangkaan.

Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Gresik Malahatul Fardah mengatakan, ketersediaan pasokan LPG melon ditentukan langsung oleh pertamina sehingga agen dan seterusnya tidak dapat melakukan intervensi lebih jauh.

“Selain itu, di setiap daerah diberikan kode warna segel yang berbeda sehingga dapat ditelusuri apabila ada dari daerah lain yang melakukan pengiriman ke agen atau pangkalan resmi,” jelas Fardah.

Dikatakan, untuk bisa jadi agen dan pangkalan pun harus mendaftar terlebih dahulu ke Pertamina untuk didata dan ditentukan pasokan per harinya. Pengiriman LPG dilakukan setiap hari kecuali Hari Minggu dan Hari Libur Nasional.

“Nah memang sempat terjadi banyak pembelian yang dilakukan oleh masyarakat karena pada waktu itu memang sedang ada libur panjang dan banyak yang melakukan hajatan di Bulan Juli sehingga permintaan meningkat,” jelas Fardah.

Namun saat ini pembelian dan ketersediaan LPG sudah berjalan normal kembali. Salah satunya dikarenakan oleh intervensi Pertamina yang melakukan penambahan kuota LPG per hari.

Baca juga: Kabupaten Gresik Dapat Tambahan 30 Ribu Tabung Elpiji Melon, Pemkab Perkuat Pengawasan

Alasan lain sempat terjadi banyak pembelian adalah masyarakat sempat melakukan panic buying karena pada Bulan Juni, Kabupaten Gresik dimulai pendataan pembeli LPG subsidi.

“Dan ditambah pula ada informasi terkait kelangkaan LPG yang beredar di berbagai media sosial yang terjadi di daerah lain membuat masyarakat merasa panik bahwa LPG akan langka,” beber Fardah.

Oleh karena itu, butuh kerjasama dari berbagai pihak untuk tidak menyebarkan berita atau informasi yang bisa menimbulkan kepanikan kepada masyarakat sehingga melakukan panic buying. Saat ini kondisi sudah berangsur normal karena informasi kelangkaan itu tidak pernah terjadi.